Tag Archives: Xbox Game Studios

Merger Microsoft-Activision Blizzard Disetujui Uni Eropa

GAMEFINITY.ID, Bandung – Regulator Uni Eropa, European Commission, akhirnya menyetujui merger Microsoft-Activision Blizzard senilai US$68,7 miliar! Ini menjadi kabar baik demi mengesahkan merger antara perusahaan raksasa teknologi dan pengembang game terkenal tiu. Uni Eropa menyimpulkan komitmen Microsoft terhadap pasar cloud gaming menjadi pemicu pihaknya menyetujui kesepakatan itu.

Sebelumnya, regulator Inggris, Competition and Markets Authority (CMA), memutuskan untuk memblokir merger Microsoft-Activision. Mereka beralasan bahwa merger itu akan berdampak negatif terhadap pasar cloud gaming. European Commission sebenarnya mengemukakan pendapat yang sama, namun pihaknya sudah puas dengan solusi yang ditawarkan Microsoft.

Komitmen Terhadap Pasar Cloud Gaming Jadi Pemicu Merger Disetujui

Microsoft Activision Blizzard approved by European Union 2
Merger Microsoft-Activision mendapat persetujuan Uni Eropa

Keputusan itu juga tertulis pada laman resmi European Commission. Pihaknya sudah menyimpulkan bahwa Microsoft tidak memiliki insentif untuk menolak distribusi game Activision di PlayStation. Mereka juga mendapati kalaupun pemilik Xbox itu menarik game Activision dari konsol milik Sony, hal itu tidak akan merugikan persaingan di pasar konsol.

Mereka juga menyatakan keputusan Microsoft untuk menawarkan kesepakatan lisensi 10 tahun pada berbagai layanan cloud gaming menjadi solusi masalah setelah akuisisi. Komtimen tersebut menjamin semua game Activision Blizzard tidak dapat masuk katalog Game Pass Ultimate atau platfrom Xbox Cloud Gaming. Berarti konsumen yang telah membeli game Activision Blizzard apapun dapat menikmatinya melalui stream di layanan cloud gaming pilihannya. Microsoft juga akan menawarkan lisensi bebas royalti pada platform cloud gaming manapun untuk stream game Activision Blizzard.

Baca juga:

Keputusan Uni Eropa ini disambut baik oleh Microsoft. Perusahaan teknologi pemilik Xbox itu sudah menyampaikan bahwa pihaknya ingin membuat game dapat lebih terjangkau dan membawanya pada banyak pemain sebisa mungkin.

“European Commission sudah meminta Microsoft untuk memberi lisensi berbagai game Activision Blizzard pada platform cloud gaming pesaing. Ini akan berlaku secara global dan akan memudahkan jutaan konsumen di seluruh dunia untuk memainkan deretan game itu di platform pilihannya,” tutur Brad Smith, presiden Microsoft.

Respon CMA: Tetap Bersikukuh untuk Blokir Merger

Sementara itu, CMA memberi respon terhadap persetujuan Uni Eropa terhadap merger Microsoft-Activision Blizzard. Mereka sebelumnya memblokir kesepakatan itu dengan alasan dapat merugikan pasar cloud gaming. Pihaknya juga berpendapat akuisisi itu dapat memicu berkurangnya inovasi dan minimnya pilihan bagi gamer Inggris selama beberapa tahun ke depan.

Baca juga:

“Proposal Microsoft, diterima oleh European Commission, akan membuat Microsoft untuk menetapkan syarat dan ketentuan [baru] selama 10 tahun ke depan. Hal itu akan menggantikan pasaar bebas, terbuka dan kompetitif dengan sebuah regulasi yang berdampak pada game milik Microsoft, platform yang menjualnya, dan syarat penjualan. Ini menjadi salah satu alasan grup panel independen CMA menolak proposal Microsoft dan memblokir kesepakatan ini,” tulis CMA melalui akun Twitter resminya.

CMA mengakhiri responnya bahwa mereka tetap bersikukuh dengan keputusannya. Pihaknya juga menghormati persetujuan European Commission. Microsoft saat ini sudah mengajukan banding dan dilaporkan menyewa sekelompok pengacara yang sebelumnya mewakili Kerajaan Inggris

Satu lagi rintangan bagi Microsoft-Activision Blizzard adalah Federal Trade Commission (FTC) Amerika Serikat. FTC sudah menuntut untuk memblokir akuisisi tersebut Desember lalu.

Tampaknya keputusan Uni Eropa ini memicu peluang Microsoft dapat mengesahkan akuisisi Activision Blizzard. Regulator di Afrika Selatan, Arab Saudi, Brazil, Chile, Jepang, dan Serbia sudah menyetujui merger itu. Sementara itu, regulator Australia, China, Korea Selatan, dan Selandia Baru masih mengkaji kesepakatan senilai US$68,7 miliar itu.

Redfall Gagal, Arkane Mulai Kerjakan Game Selanjutnya?

GAMEFINITY.ID, Bandung – Redfall menjadi game terbaru Arkane yang telah rilis 2 Mei 2023. Sayangnya, game itu justru mengalami kegagalan saat peluncuran. Mayoritas penggemar mengatakan game FPS itu terasa belum selesai. Bahkan CEO Xbox, Phil Spencer, sudah meminta maaf dan mengemukakan kekecewaannya.

Saat ini, tampaknya Arkane sudah memikirkan untuk memulai mengerjakan judul game AAA selanjutnya. Proyek itu sudah disebut sangat ambisius, bahkan lebih ambisius dari sebelumnya.

Lowongan Pekerjaan dari Arkane Tunjukkan Mereka Mulai Mengerjakan Proyek Selanjutnya?

Arkane next game after redfall job
Sebuah lowongan pekerjaan menunjukkan kemungkinan Arkane sudah mengerjakan game selanjutnya

Kemungkinan pengembang di balik Dishonored dan Prey itu sudah mulai mengerjakan proyek setelah Redfall terungkap dari sebuah lowongan pekerjaan yang didapat GameRant. Lowongan pekerjaan itu merupakan untuk posisi Build Engineer untuk membantu tim pengembang mengerjakan judul game AAA selanjutnya.

Menariknya, informasi itu memuat informasi bahwa pekerjaan itu akan dimulai segera mungkin. Bisa saja informasi ini menunjukkan Arkane ingin memulai proyek baru itu secepat mungkin.

Arkane next game after redfall possibility deathloop 2
Penggemar berharap Deathloop 2 menjadi game Arkane selanjutnya

Saat ini, belum diketahui seperti apa proyek baru itu. Pada saat yang sama, banyak penggemar berharap proyek baru itu adalah sekuel dari Deathloop.

Sementara itu, pihak Xbox sudah berjanji mereka akan terus mendukung Redfall dengan patch dan update, sama seperti Grounded dan Sea of Thieves. Namun, tampaknya Arkane akan lebih memprioritaskan proyek baru mereka ketimbang memperbaiki Redfall.

Baca juga:

Microsoft Tidak Percaya Diri dengan Redfall?

Sayangnya, terdapat rumor bahwa Microsoft tidak percaya diri dengan Redfall. Menurut sumber yang didapat Xfire, tidak ada satu pun yang percaya Redfall bisa sukses, memicu Microsoft menyuruh Arkane untuk mengebutkan proses pengembangan.

Namun, sumber itu disebut sebagai bias, pasalnya ia menggambarkan Arkane dengan buruk. Ia juga menolak menyebut judul selanjutnya dari pengembang di balik Deathloop itu.

Baca juga:

Terakhir, Arkane terbagi menjadi dua studio, Arkane Lyon dan Arkane Austin. Semenjak Dishonored 2, kedua studio itu bergantian mengembangkan proyek selanjutnya. Menilai dari situasi ini, Arkane Lyon menjadi pengembang di balik game AAA berikutnya. Ini senada dengan ungkapan sumber yang sama, ia mengatakan studio itu sedang mengerjakan game yang lebih ambisius.

Penggemar akan tahu lebih lengkapnya ketika Xbox dan Arkane mengumumkan secara resmi proyek selanjutnya itu. Belum diketahui pula bagaimana cara Arkane untuk memperbaiki Redfall dan dapat menjadi game yang setidaknya dapat memuaskan penggemar.

Alasan Starfield Wajib Jadi Penyelamat Xbox Game Pass

GAMEFINITY.ID, Bandung – Sudah tidak dapat terbantahkan lagi bahwa Starfield menjadi game yang paling dinanti dari Xbox dan Bethesda tahun ini. Seperti yang banyak diketahui, game sci-fi RPG besutan Bethesda itu memiliki ambisi sangat besar, saking besarnya sampai memukau penggemar meski belum rilis. Pada saat yang sama, game ini sudah banyak disebut wajib menjadi penyelamat Xbox Game Pass.

Xbox Game Pass tentu masih memiliki beberapa game berkualitas tinggi di katalognya, namun akhir-akhir ini layanan game dari Microsoft itu tergolong mengecewakan bagi penggemar. Belum lagi promosi trial seharga satu dolar AS sudah berhenti. Lebih buruknya, Redfall sebagai game eksklusif Xbox baru-baru ini mengalami kegagalan besar. Kini, penggemar berharap Starfield dapat menyelamatkan Xbox dan juga Game Pass.

Starfield Sudah Dipromosikan sebagai Game Terbesar bagi Xbox Tahun Ini

Starfield biggest Xbox Game Pass game of 2023
Starfield diharapkan menjadi game terbesar bagi Xbox tahun ini

Seperti yang sudah ditunjukkan selama Xbox & Bethesda Games Showcase 2022, Starfield sudah dipromosikan sebagai game terbesar bagi Xbox untuk tahun ini Tidak hanya itu, game sci-fi RPG itu menjadi IP terbaru bagi Bethesda Game Studios dalam 25 tahun terakhir. Penggemar sudah sangat kagum saat melihat ambisi yang ditunjukkan melalui cuplikan gameplay-nya saat itu.

Ambisi itu sudah terlihat saat Bethesda menyebut terdapat lebih dari seribu planet yang dapat dikunjungi. Tidak heran hal itu mengundang banyak hype di kalangan gamer. Banyak yang mengatakan game tersebut akan menjadi sangat epik.

Baca juga:

Sebagai bagian dari promosi besarnya, Bethesda sudah mengumumkan Starfield Direct akan digelar setelah Xbox Games Showcase 2023 pada 11 Juli 2023. Ini menjadi bentuk kepercayaan diri bagi Xbox bahwa game RPG itu akan menjadi game terbesarnya tahun ini.

Pada saat yang sama, penggemar juga khawatir terhadap nasib game besutan Bethesda itu. Sejauh ini, Starfield sudah mengalami penundaan dua kali hingga September 2023. Walau begitu, pihak Xbox sudah menjanjikan game tersebut tidak akan rilis dalam kondisi buruk seperti Redfall.

Baca juga:

Tidak heran banyak pihak menyebut game ini menjadi game terpenting bagi Xbox. Tidak hanya untuk Xbox, reputasi Bethesda ikut menjadi taruhannya. Sebelumnya, Fallout 76 pertama kali rilis dengan penuh kecaman penggemar sampai memicu reputasi Bethesda anjlok.

Mayoritas Game Baru di Xbox Game Pass Tahun Ini Mengecewakan

Starfield Xbox Game Pass 2023
Mayoritas game day-one Xbox Game Pass yang telah rilis tahun ini mengecewakan

Sejauh ini, Xbox Game Pass dapat dikatakan cukup gemilang. Contohnya, terlihat dari Persona yang masuk ke dalam katalog Januari lalu. Ada juga Ghostwire: Tokyo yang hadir pada April. Sementara pengembang pihak ketiga masih memberi dukungan, sejauh ini mayoritas dari game baru, terutama yang tersedia secara gratis pada hari pertama perilisan, dinilai mengecewakan.

Hi-Fi Rush dapat menjadi contoh game baru yang mendapat sambutan hangat dari kritikus dan pemain. Game besutan Tango Gameworks itu bahkan sudah tersedia gratis di Game Pass setelah Xbox Developer Direct Januari lalu. Ada juga GoldenEye 007 dari Rare yang ikut mendapat komentar positif begitu muncul di Game Pass saat perilisannya.

Setelah itu, mayoritas game baru yang tersedia gratis di Game Pass mulai hari pertama perilisan dapat dikatakan mengecewakan. Atomic Heart pada Februari lalu sudah tersandung kontroversi di kalangan kritikus dan penggemar. Wo Long: Fallen Dynasty pada Maret ikut mendapat sambutan beragam. Baru-baru ini, Minecraft Legends ikut mendapat kritik beragam saat rilis. Walau begitu, GameRant memperkirakan Minecraft Legends sebagai game terbesar Xbox Game Pass pada tahun 2023 sejauh ini.

Baca juga:

Pada akhirnya, Redfall, satu lagi game terbesar bagi Xbox dan Bethesda tahun ini, gagal memukau kritikus dan penggemar. Game besutan Arkane itu tampaknya menjadi bencana besar pertama bagi Xbox Game Pass menyusul review bomb dan juga gelar salah satu game terburuk tahun ini.

Tahun lalu, beberapa game Xbox ikut menjadi korban kekecewaan untuk Game Pass. Halo Infinite mendapat respon kurang begitu baik, Grounded tidak terlalu memorable, dan Pentiment disebut terlalu niche meski mendapat berbagai pujian dari kritikus.

Jadi Harapan Terakhir Xbox dan Bethesda Tahun Ini?

Starfield Xbox Game Pass Day One release
Xbox Series X|S dan Xbox Game Pass membutuhkan game besar untuk tetap relevan

Mungkin saja Starfield menjadi harapan terakhir bagi Xbox Game Pass tahun ini. Bukan hanya layanan berlangganan game milik Microsoft tersebut, tetapi juga Bethesda dan konsol Xbox Series X|S.

Bethesda saat ini memiliki reputasi yang anjlok karena peluncuran Fallout 76 dan Redfall. Bagi mereka, game sci-fi RPG yang disutradarai Todd Howard itu wajib menjadi game penyelamat. Jika Starfield mendapat sambutan bagus, mungkin saja reputasi Bethesda kembali naik.

Baca juga:

Melihat pada perang konsol, PlayStation 5 sudah mendapat berbagai game besar dari studio first party-nya, PlayStation Studios yang mendapat sambutan hangat. Sebut saja contohnya Horizon: Forbidden West dan God of War: Ragnarok. Nintendo Switch masih sangat kokoh berkat game eksklusifnya seperti Pokemon Scarlet & Violet, Bayonetta 3, dan masih ada The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom yang akan segera rilis.

Jika dibandingkan dengan kedua konsol itu, Xbox Series X|S hanya memiliki sedikit game eksklusif dari Xbox Game Studios yang mendapat respon serupa. Ini menjadi bukti bahwa Microsoft masih kekurangan game eksklusif kuat di konsolnya.

Terakhir, Xbox Game Pass sudah mendapat hype sebagai penawaran terbaik di dunia game. Layanan berlangganan game terjangkau itu memudahkan pemain mengakses lebih dari 100 game, termasuk berbagai judul baru pada hari pertama perilisan. Bisa saja Game Pass menjadi kurang menarik karena Microsoft kekurangan game first-party yang sangat besar dan mendapat sambutan hangat dari kritikus serta penggemar.

Pada akhirnya, Starfield akan menjadi penentu terbesar bagi Xbox, Bethesda, dan juga Game Pass secara keseluruhan. Jika game besutan Bethesda itu mampu mencapai kesuksesan besar, bahkan sampai menjadi calon game of the year, mungkin Xbox Game Pass dapat menjadi worth. Jika tidak, bisa saja ini menjadi satu lagi bencana bagi Xbox setelah Redfall.

Dihujat, Redfall Jadi Salah Satu Game Terburuk di Steam!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Baru saja rilis dan mendapat sambutan negatif dari kritikus dan penggemar, Redfall ternyata kini menjadi salah satu game terburuk di Steam! Hanya membutuhkan tiga hari setelah rilis bagi game besutan Arkane itu mendapat gelar tersebut.

Game vampire shooter itu sudah mendapat review bomb dari penggemar. Pasalnya, game itu penuh dengan bug, gameplay yang datar, dan secara keseluruhan terasa belum selesai.

Baca juga:

Redfall Jadi Salah Satu Game Terburuk di Steam Sepanjang Masa!

Redfall one of the worst games on Steam 2
Redfall mendapat kritikan buruk hingga menjadikannya salah satu game terburuk sepanjang masa di Steam

Per tulisan ini, Redfall berada di posisi ke-14 dari daftar peringkat Hall of Shame Steam 250. Daftar tersebut mengungkap 100 game Steam dengan rating terendah sepanjang masa berdasarkan rata-rata skor review dan jumlah review.

Penggemar beramai-ramai mengkritik Redfall karena berbagai masalah, terutama masalah teknis. Mulai dari AI musuh yang buruk, grafik yang jelek, hingga cerita yang monoton. Lebih buruknya, versi PC-nya dinilai sangat mengecewakan, terutama di Steam. Sementara itu, versi konsolnya tidak memiliki fitur 60 FPS.

CEO Xbox, Phil Spencer, sudah meminta maaf atas kegagalan Redfall. Dirinya mengaku tidak ada satupun dari pihaknya menyangka game besutan Arkane itu akan menjadi kegagalan besar. Ia berjanji game vampire shooter itu akan mendapat dukungan sama seperti Grounded dan Sea of Thieves.

Baca juga:

Bukan Satu-satunya Game AAA yang Masuk Daftar Game Terburuk di Steam

Redfall tentu bukan satu-satunya game AAA yang menjadi salah satu dari daftar 100 game terburuk di Steam. Terdapat beberapa game AAA yang mendapat nasib serupa karena deretan backlash dari penggemar.

Contoh terdekatnya, Umbrella Corps di posisi ke-15. Bisa dibilang game spin-off Resident Evil itu mendapat posisi di atas Redfall. Ada juga Call of Duty: Warzone 2.0 yang berada di posisi ke-25, sedangkan Battlefield 2042 berada di posisi ke-28.

Dua game AAA yang juga rilis baru-baru ini, Wild Hearts dan Wo Long: Fallen Dynasty ternyata masuk deretan game terburuk di Steam, rupanya dari review bomb. Wild Hearts berada di posisi ke-58, sedangkan Wo Long: Fallen Dynasty harus duduk di posisi ke-77.

Baca juga:

Sementara Redfall sudah rilis di PC dan Xbox Series X|S, game besar selanjutnya dari Xbox dan Bethesda adalah Starfield, sebuah game sci-fi RPG yang sudah dinilai memiliki ambisi besar. Game besutan Bethesda itu akan memiliki showcase tersendiri, Starfield Direct, yang akan digelar 10 Juni 2023.

Fans Khawatir Nasib Starfield setelah Kegagalan Redfall

GAMEFINITY.ID, Bandung – Peluncuran Redfall yang sangat mengecewakan sudah memicu kekhawatiran penggemar terhadap Starfield. Game sci-fi RPG dari Bethesda Game Studios itu menjadi game selanjutnya dari Xbox dan Bethesda yang akan rilis.

Banyak sekali yang menaruh harapan besar mengingat Bethesda memiliki ambisi besar untuk game scifi RPG itu. Ada sebagian penggemar yang mengatakan Starfield harus rilis dalam keadaan sempurna atau setidaknya lebih baik demi menaikkan kembali reputasi Xbox dan Bethesda. Pada saat yang sama, Bethesda juga sudah memiliki reputasi merilis game dalam keadaan belum selesai, Fallout 76 dan Redfall menjadi contoh terkenal saat ini.

Baca juga:

Redfall Mendapat Respon Mengecewakan dari Penggemar dan Kritikus

Starfield Redfall disappointment
Redfall mendapat respon negatif dan kritikus dan penggemar

Peluncuran Redfall bisa dibilang sangat mengecewakan bagi semua pihak, baik Xbox sendiri, penggemar, dan kritikus. Saat ini, game vampire shooter buatan Arkane itu mendapat respon beragam namun kebanyakan negatif dari kritikus.

Penggemar pun membombardir laman Steam dan Metacritic-nya dengan review bomb, menilai game tersebut terlihat belum selesai dan penuh bug. Padahal, Redfall sudah menjadi salah satu game besar yang paling dinantikan tahun ini.

Jika melihat Arkane Studios, pengembangnya, game mereka seperti Dishonored, Prey, dan Deathloop mendapat sambutan hangat dari kritikus dan pemain. Pasalnya, Arkane menjadi pengembang dengan reputasi dengan game berkualitas seperti tiga game tersebut. Nyatanya, Redfall secara mengejutkan menurunkan reputasi Arkane.

Saat artikel ini ditulis, Redfall memiliki skor 59 untuk versi Xbox dan 57 untuk versi PC di Metacritic. TheGamer mendapati bahwa angka itu menjadikannya sebagai game buatan Arkane dengan skor terendah, melampaui Arx Fatalis (2003) yang memiliki skor 71.

Baca juga

Penggemar Khawatir Nasib Starfield

Starfield worry
Kegagalan Redfall memicu kekhawatiran penggemar terhadap Starfield

Kegagalan Redfall untuk memukau pemain dan kritikus akhirnya memicu kekhawatiran terhadap Starfield, satu lagi game Bethesda yang akan rilis tahun ini. Beberapa penggemar mengemukakan kekhawatirannya di media sosial seperti Twitter. Tidak sedikit pula yang berharap game RPG buatan Bethesda itu rilis dalam keadaan sempurna.

Lebih buruknya lagi, kondisi Redfall saat ini senada dengan bocoran dari leaker Horns di ResetEra. Leaker tersebut secara akurat Tango Gameworks akan mengungkap Hi-Fi Rush pada Januari lalu. Ternyata, bocoran bahwa game vampire shooter itu masih dalam kondisi belum selesai sebelum rilis dapat dibilang akurat. Ada kemungkinan, Starfield juga akan mengalami nasib serupa saat peluncuran, mengingat game sci-fi RPG itu juga disebut masih dalam kondisi belum selesai.

Baca juga:

CEO Xbox, Phil Spencer, Buka Suara!

Baru-baru ini, Phil Spencer, CEO Xbox, sudah membuka suara mengenai kegagalan Redfall di episode terbaru podcast Kinda Funny Xcast. Spencer mengaku dirinya akan bertanggung jawab penuh atas kegagalan game FPS buatan Arkane itu. Selain itu, ia mengungkap Xbox tidak menyangka respon dari kritikus dan pemain akan begitu negatif.

“Kami harusnya ada untuk [direktur studio Arkane] Harvey [Smith] dan timnya lebih awal. Saya rasa ini salah kami. Lalu melalui prosesnya. Itu merupakan game Unreal, kami punya banyak studio yang sudah menghasilkan proyek dari Unreal bertahun-tahun, dan saya rasa kami terlambat untuk membantu saat mereka memiliki sebuah masalah,” ungkap Spencer.

Redfall menjadi game pertama buatan Arkane yang menggunakan teknologi Unreal Engine dalam beberapa tahun. Prey justru menggunakan CryEngine, sementara Dishonored 2 menggunakan Void Engine buatan Id Tech.

Phil Spencer juga sudah menjawab kekhawatiran penggemar. Ia mengklaim pihak publisher sudah membantu proses pengembangan Starfield lebih baik ketimbang Redfall. Pasalnya, game tersebut sedang dalam tahap produksi awal saat Bethesda bergabung dengan Microsoft. Ia juga berharap game sci-fi RPG itu dapat meluncur dalam kondisi lebih baik.

Starfield menjadi salah satu game yang paling dinanti tahun ini sekaligus berpotensi menaikkan reputasi Bethesda. Pada saat yang sama, game itu menjadi risiko besar bagi Xbox. Xbox bisa saja bersinar jika Starfield mendapat kesuksesan besar di kalangan kritikus dan penggemar.

Xbox akan menggelar Starfield Direct untuk memamerkan detail lebih lanjut pada 11 Juni setelah Xbox Games Showcase.

Kecewakan Penggemar, Redfall Dibanjiri Review Bomb!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Setelah lama dinantikan, Redfall akhirnya rilis pada 2 Mei 2023. Game buatan Arkane itu disebut sebagai salah satu game dari Xbox yang paling dinanti selain Starfield. Melihat kesuksesan Arkane dengan Dishonored, Prey, dan Deathloop, banyak pihak yang menaruh ekspektasi tinggi terhadap game vampire shooter itu.

Sayangnya, yang terjadi justru tidak sesuai ekspektasi. Redfall  berakhir mengecewakan. Kritikus memberi komentar beragam, kebanyakan negatif, terhadap game FPS besutan Arkane itu. Lebih parahnya lagi, penggemar memberi review bomb, mengkritik game itu tidak sepadan dengan harga US$70 yang menjadi standar baru harga game AAA dari Xbox.

Kritikus Sebut Redfall sebagai Game Shooter Generik dan Datar

Redfall launch bad
Redfall disebut sebagai game shooter datar oleh kritikus

Saat artikel ini ditulis, Redfall mendapat skor 59 untuk versi PC dan 63 untuk versi Xbox di Metacritic, menandakan mayoritas kritik memberi komentar beragam. Ini menjadi salah satu game AAA yang mendapat skor rendah tahun ini.

Cukup banyak kritikus yang memfokuskan bahwa Redfall memiliki kekurangan cukup banyak. Parahnya, mereka mengatakan game buatan Arkane itu terlihat jauh dari kata selesai. Mayoritas juga mengkritik cerita, karakter, dan misi yang repetitif. Ini tentu jauh dari deretan game Arkane sebelumnya yang mendapat pujian, yaitu Dishonored, Prey, dan Deathloop. Walau begitu, beberapa kritikus memuji sistem gunplay-nya.

Baca juga:

Tidak Sesuai Ekspektasi, Penggemar Melakukan Review Bomb!

Lebih parah lagi, pemain sudah membanjiri laman Metacritic dan Steam Redfall dengan review bomb. Tidak jauh berbeda dari kritikus, mereka menganggap game tersebut tidak sesuai ekspektasi. Banyak yang menilai game vampire shooter itu tidak sepadan dengan harga US$70. Terlebih, mereka sudah khawatir saat Arkane menyebut Redfall hanya bisa dijalankan pada 30 fps untuk versi konsol Xbox.

Baca juga:

Redfall gameplay disappointment
Versi PC dari Redfall disebut buruk oleh penggemar

Hal ini sangat terlihat pada versi PC-nya. Mayoritas pemain mengatakan bahwa Redfall memiliki deretan masalah. Selain kekurangan yang sudah disebutkan sebelumnya, pemain menilai versi PC-nya memiliki sederetan masalah performa. Mulai dari animasi kaku dan frame rate tidak lancar sampai akhirnya dianggap tidak dapat dimainkan. Tidak sedikit pula yang menganggap Redfall memiliki port PC terburuk.

Peluncuran Redfall yang mengecewakan pastinya memicu kekhawatiran penggemar terhadap Starfield, game besutan Bethesda Game Studios yang sudah lama dinanti. Akankah Starfield bernasib sama atau justru berhasil bersinar di kalangan pemain dan kritikus?