Tag Archives: Xbox

Xbox Game Pass Akan Mengalami Kenaikan Harga

GAMEFINITY.ID, PATI – Beberapa waktu lalu Microsoft baru saja membeberkan keuntungan mereka melalui layanan subscription Xbox Game Pass. Hanya dari Xbox Game Pass saja mereka mampu meraup kurang lebih 44 trilus rupiah, angka yang bukan main. Setelah menjabarkan informasi keuntungan yang begitu besar, Pemimpin Microsoft game, Phil Spencer memberikan beberapa insight mengenai masa depan Xbox.

Microsoft Omong Kosong?

Melalui wawancara bersama WSJ Tech Live (Dikutip dari VGC) , bos Xbox memberikan beberapa wawasan mengenai masa depan Xbox seperti kenaikan harga konsol, hingga kenaikan harga layanan subscription Xbox Game Pass.

“Saya pikir pada titik tertentu kami harus menaikkan harga pada hal-hal tertentu. Tetapi menjelang liburan, kami pikir penting untuk mempertahankan harga.” Kata Pill Spencer.

“Kami telah menjaga harga konsol kami, kami telah menahan harga untuk game dan langganan kami. Saya tidak berpikir kami akan bisa melakukan itu selamanya. Saya pikir pada titik tertentu kami harus menaikkan beberapa harga untuk hal-hal tertentu.”

Pada bulan Agustus, Sony Playstation dengan terpaksa mengumumkan kenaikan harga untuk konsol PS5. Masalah ini dipicu karena fenomena inflasi yang terus terjadi di beberapa negara. Langkah ini berbanding terbalik dengan apa yang diambil Xbox. Menanggapi pengumuman dari rivalnya, Xbox dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan menaikkan harga konsol mereka.

Sejauh ini Microsoft memang cukup berhasil menarik para gamer dengan layanan Xbox Game Pass. Alih – alih memberikan game random secara rutin tiap bulannya, Xbox Game Pass memberikan kebebasan untuk memainkan semua game yang ada di library mereka. Tentu saja gerakan yang diambil Microsoft telah mengubah beberapa ekosistem di industri game.

Kenaikkan Harga Xbox Tida Akan Datang Dalam Waktu Dekat

Akibat dari Xbox Game Pass, keuntungan dari penjualan game di Xbox sangat berbeda dengan apa yang didapat melalui subscription. Karenanya beberapa game telah berhenti mempromosikan jumlah penjualan dan lebih sering memamerkan jumlah player aktif di game mereka.

Ini tentunya sangat berbeda jauh dengan PlayStation yang terus merilis game-game eksklusif yang memiliki harga lebih mahal dengan game-game yang Xbox. Mereka juga masih kekeh dengan prinsip untuk tidak merilis game-game baru ke layanan subscription PlayStation Plus.

Hingga saat ini Microsoft terus melakukan evaluasi terhadap model bisnis mereka demi memberikan kenyamanan para gamer di seluruh dunia.

“Tetapi ketika kami melihat konsol kami hari ini, dan Anda membicarakan Seri X dan Seri S, kami pikir harga sangatlah penting. Kami menyukai pencapaian Seri S di pasar, yang merupakan konsol kami yang berbiaya lebih rendah. Lebih dari setengah pemain baru kami yang kami temukan masuk melalui Seri S.” Kata Pill Spencer.

Informasi mengenai kenaikkan Xbox memang agak menyedihkan bagi para gamer. Namun bukan berarti Microsoft langsung menaikkan harga konsol dan juga Xbox Game Pass pada saat ini juga. Spencer menegaskan bahwa Microsoft tidak akan menaikkan harga konsol mereka dalam waktu dekat ini. Ini sebagai bentuk empati terhadap para gamer yang sedang mengalami kesulitan secara ekonomi.

Bagaimana menurut kalian kenaikkan harga Xbox yang bisa dikatakan kemungkinan besar akan terjadi? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Age of Empires Mobile Versi Global Resmi Diumumkan

GAMEFINITY.ID, Bandung – Baru saja menginjak hari jadinya ke-25, Age of Empires sudah menjadi salah satu game RTS terikonik sepanjang masa. Untuk menyambutnya, Xbox mengumumkan proyek baru untuk franchise RTS tersebut, salah satunya adalah Age of Empires Mobile.

Age of Empires Mobile Resmi Diumumkan

Age of Empires Mobile teaser image
Age of Empires Mobile pertama kali diumumkan dalam acara hari jadi ke-25 Age of Empires

Xbox dan World’s Edge akan membesut Age of Empires Mobile. Kabar tersebut menjadi salah satu kejutan dari acara live stream hari jadi ke-25 franchise Age of Empires. Pihak Xbox telah membagikan trailer singkat dari proyek game mobile tersebut.

Sayangnya, trailer tersebut tidak memperlihatkan gameplay, melainkan hanya visual cinematic. Belum ada juga jadwal perilisannya secara pasti. Namun, visual dari teaser tersebut dapat dikatakan mendekati Age of Empires IV.

Age of Empires Mobile dipastikan akan hadir secara global. Ini menjadi salah satu upaya Microsoft untuk merambah ke pasar mobile gaming. Sebelummya, mereka dikabarkan berencana membuat Xbox Mobile Game Store untuk bersaing dengan Apple App Store dan Google Play.

Adaptasi China Berjudul Return to Empire Sebelumnya Sudah Rilis di Mobile

Age of Empires Mobile Chinese version Return to Empire
Return to Empire, Age of Empires Mobile versi China yang sebelumnya rilis terlebih dahulu

Gaming on Phone menyebut sudah ada Age of Empires versi China di mobile. Game tersebut mengambil judul Return of Empire dan pertama kali rilis akhir Maret 2022. Return to Empire berhasil merajai peringkat game iOS dengan download terbanyak saat rilis.

Game tersebut dibuat oleh TiMi Studios milik Tencent dengan Xbox Games Studios dan World’s Edge. Ini menjadi kolaborasi pertama bagi Tencent dan Microsoft.

Baca juga: Game Strategi Legendaris Age of Empires Akan Tuju Mobile

Belum diketahui apakah Age of Empires Mobile yang baru saja diumumkan akan sama atau kurang lebih mendekati Return to Empire.

Age of Empires Pernah Merambah ke Mobile

Age of Empires Mobile atau Return to Empire bukan menjadi pertama kali franchise Age of Empires merambah ke mobile. Microsoft pernah berupaya untuk membuat dua game Age of Empires.

Age of Empires: Castle Siege menjadi judul game mobile pertama bagi Age of Empires. Game tersebut pertama kali rilis di Windows Phone pada 2014 sebelum kemudian merambah ke iOS dan Android. Game tersebut justru merupakan tower defense seperti Clash of Clans. Age of Empires: Castle Siege kemudian menutup server-nya pada 2019.

Upaya kedua adalah Age of Empires: World Domination buatan KLab. Game ini di-soft launch pada akhir 2015 di beberapa negara. Namun, game ini dimatikan setahun kemudian tanpa peluncuran resminya.

Munculnya pengumuman Age of Empires Mobile dapat menjadi angin segar bagi penggemar franchise game RTS ikonik itu. Mengingat Return to Empire sukses besar di China, bukan tidak mungkin lagi Age of Empire Mobile mampu mendapat kesuksesan yang sama. Pihak Xbox akan membagikan detail lebih lanjutnya nanti.

Kunci Rahasia Xbox Game Pass Hasilkan 44 Triliun Rupiah

GAMEFINITY.ID, PATI – Layanan subscription sepertinya telah menjadi opsi yang tepat bagi para gamer yang ingin memainkan banyak game dengan budget terbatas. Hanya dengan merogoh kocek yang tak begitu dalam, para gamer sudah mendapatkan banyak benefit dari subscription. Salah satu subscription yang bisa dibilang paling menggoga mungkin saja jatuh kepada Xbox Game Pass. Selain memberikan akses hampir ke semua game milik Microsoft, gamer juga dapat langsung memainkan game-game baru Microsoft di hari pertama perilisannya.

Xbox Game Pass Berikan Untuk Gede

Melihat benefit yang menggiurkan seperti itu, Xbox Games Pass berhasil membuat gamer-gamer di dunia berlangganan layanan ini. Yang mana memberikan Microsoft keuntungan besar hanya dari layanan subscription tersebut. Berdasarkan data yang diungkap oleh badan regulator Brazil, Microsoft telah menghasilkan sekitar 2,9 miliar dollar atau sekitar 44 triliun rupiah hanya dari Xbox Game Pass di tahun 2021. Sebagai tambahan keuntungan barusan tidak termasuk dari PC Game Pass.

Xbox
Total pendapatan Xbox Game Pass Tahun 2021 | Source: CADE, Microsoft Corp.

Seperti yang telah dilaporkan oleh Tweaktown, Microsoft memberikan data tersebut kepada badan terkait di Brazil untuk persyaratan dalam usaha akuisisi Microsoft atas Activision Blizzard. Xbox Game Pass sendiri menyumbang sekitar 18% dari total pendapatan tahunan Xbox. Sedangkan jika hanya dari game and service, hampir 30% pendapatan yang datang dari Xbox Game Pass.

Microsoft Mendominasi Pasar Konsol?

Dalam Tabel tersebut juga tertulis bahwa Nintendo Switch Online memperoleh pendapatan 932 juta dolar di tahun 2021, sementara EA Play dilaporkan menerima 356 juta dolar. Tidak ada laporan yang diberikan untuk layanan subscription dari Sony Playstation, baik itu PlayStation Now atau pun PlayStation Plus.

Xbox
Pendapat Perusahaan Lain Seperti Nintendo dan Juga EA | Source: CADE

Informasi – informasi diatas dibutuhkan sebagai pertimbangan badan terkait dalam menyetujui akuisisi Activision Blizzard yang diusulkan oleh Microsoft. Keuntungan dari akuisisi ini akan menjadikan IP – IP milik Activision Blizzard menjadi eksklusif untuk Xbox. Yang mana akan menambah dominasi Xbox dalam berkompetisi di pasar konsol.

Meski begitu, para kompetitor nampaknya tidak begitu takut dengan langkah yang diambil oleh Microsoft. Ambil contoh Nintendo yang tidak begitu dekat dengan Activision Blizzard. Lalu untuk Sony Playstation sendiri, walaupun telah kehilangan Call of Duty, mereka masih memiliki game-game eksklusif yang tak kalah bagusnya. Jadi kompetisi antar perusahaan konsol ini bisa dibilang masih cukup ketat.

Informasi news, review, hingga guide game-game populer hanya di Gamefinity. Nikmati juga kemudahan topup dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga murah di Gamefinity.id

JoJo’s Bizarre Adventure, Arcade Game yang Kini Tetap Eksis

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – JoJo’s Bizarre Adventure atau yang biasa dikenal dengan JoJo merupakan game battle yang diadaptasi dari animanga karya Hirohiko Araki berjudul sama, JoJo’s Bizarre Adventure.

Game ini dirilis pada tahun Desember 1998 yang dikembangkan oleh Capcom dan CyberConnect2. Game ini dapat dimainkan di platform Arcade Machine, PlayStation, Sega Dreamcast, PlayStation 3, dan Xbox 360

Sinopsis JoJo’s Bizarre Adventure, Arcade Game yang Kini Tetap Eksis

Bercerita tentang seorang anak SMA yang pergi keliling dunia bersama teman-temannya untuk menyembuhkan sang ibu yang terkena kutukan Joestar Family. Kutukan yang disebabkan karena kontra diksi bangkitnya musuh keluarga Joestar yaitu, Dio Brando yang kembali bangkit menggunakan tubuh Jonathan.

Berbarengan dengan itu, muncul tipe power baru yang beberapa orang mendapati power tersebut dari keturunan ataupun keterlibatan dengan Stand’s Arrow. Power yang memungkinkan penggunanya dapat memanggil dan menggunakan power tersebut untuk bertarung. Power yang dihasilkan dari manifestasi sang pengguna. Power tersebut disebut Stand.

Dapatkan Joestar dan kawan-kawan pergi untuk mengalahkan Dio Brando serta menyelamatkan dunia dan ibu Jotaro?

Baca Juga : Fullmetal Alchemist Dual Sympathy, Preman MAL di Nintendo DS

Gameplay (10/10)

Review JoJo’s Bizarre Adventure
Gameplay – JoJo’s Bizarre Adventure, Arcade Game yang Tetap Eksis

JoJo’s Bizarre Adventure merupakan game action yang umumnya tampil dengan gaya retro pada arcade machine. Walaupun hadir dengan gaya game arcade, JoJo’s Bizarre Adventure mengusung story atau alur cerita yang cukup menarik.

JoJo’s Bizarre Adventure membawakan sebuah cerita yang mengikuti alur pada serialisasi manga-nya dengan judul yang sama. Jika pada anime-nya, JoJo’s Bizarre Adventure mengambil alur di Stardust Crusaders.

Cerita yang diambil pada Stardust Crusaders dimulai ketika pertemuan Avdol dengan Jotaro di dalam ruang tahanan penjara, hingga berhenti pada kemenangan JoBros Gang melawan Dio dikota Mesir yang telah menyempurnakan stand miliknya.

Mengusung mekanisme game battle 1 vs 1 seperti beberapa game battle lainnya. Dalam pertarungan, pemain dapat menggerakan karakter yang digunakan untuk mengeluarkan combo-combo yang punya kesan ikonik, mengingat combo-combo tersebut masih bersumber dari animasinya, bahkan voice action juga menggunakan yang ada pada anime-nya untuk tiap karakter.

Setidaknya ada 2 mode pada awal permainan yang cukup menyenangkan SP Story dan Arcade. Pada mode SP Story yang merupakan mode dimana pemain akan bermain dalam alur cerita maju dan untuk pertarungannya menyesuaikan dengan tiap battle yang terjadi kedepannya.

Untuk mode Arcade, merupakan salah satu mode yang sedikit jarang ada pada game battle dengan balutan story. Arcade sendiri memugkinkan pemain untuk melihat atau memainkan suatu karakter yang dimana tiap karakternya dimulai pada awal ceria mereka berada pada serial itu hingga akhir debut karakter tersebut.

Graphic (9/10)

Review JoJo’s Bizarre Adventure
Graphic – JoJo’s Bizarre Adventure, Arcade Game yang Tetap Eksis

JoJo’s Bizarre Adventure mengusung visual yang setidaknya sudah lebih dari cukup untuk ukurang game PlayStation generasi pertama satu ini. Pada dasarnya sendiri game ini merupakan game yang hadir di mesin arcade dan beberapa konsol lainnya.

Memiliki visual perpaduan retro yang apik, dan pewarnaan yang tentu saja matching dengan penggambaran karakter. Mengingat bahwa JoJo sendiri merupakan serial yang hadir dengan style yang cukup berbeda dari serial lainnya.

Walau terbilang game retro yang hadir dibawah tahun 2000-an, untuk pergerakan yang dihasilkan oleh tiap karakter terbilang cukup lebih baik dari beberapa game modern ini. Baik pergerakan karakter maupun VFX yang dihasilkan dengan sangat baik.

Control (8/10)

JoJo’s Bizarre Adventure sebagai game retro yang hadir di PlaySation memiliki kontrol yang cukup rumit dalam pergerakan dan eksekusi karakter, sangat berbanding terbalik dengan tampilan yang diberikan dari awal hingga akhir game.

Setidaknya JoJo seri ini hadir dengan kontrol karakter yang beragam dan dipadu dengan combo-combo tiap karakter yang ikonik dan tentunya cukup sulit dilakukan. JoJo’s Bizarre Adventure nyatanya cukup sulit dalam urusan melakukan serangkaian serangan tanpa harus berhenti atau terganggu ditengah.

Contoh salah satu gerakan ikonik yang diberikan ada pada karakter Kujo Jotaro. Pemain dapat melakukan serangan Star Platinum Punch yang ikonik dengan ora-ora-nya ini menggunakan 3 langkah gerakan yang ribet dan chance berhasilnya sangat lah diluar nalar.

Addictive (9/10)

Review JoJo’s Bizarre Adventure
Addictive – JoJo’s Bizarre Adventure, Arcade Game yang Tetap Eksis

Mode SP Story dan Arcade menjadi kunci tingkat adiktif yang sangat tinggi atau cukup baik. Pada SP Story sendiri, pemain dapat bermain sembari mengikuti alur cerita yang disajikan layaknya slide pada manga anime-nya, bahkan tampil lebih baik lagi.

Untuk mode Arcade ini pemain dapat mengikuti alur cerita dari tiap karakter yang tampil pada SP Story dari awal debut hingga akhir debut mereka. Bahkan pada mode Arcade sendiri ada karakter Joseph Joestar muda yang dimana dirinya ini hanya hadir pada Phantom Blood.

Music (8/10)

Hadir dengan serangkaian aspek musik yang tidak asing dengan retro game yang ada kebanyakan. Bahkan hal ini menjadikan JoJo sendiri terkenal dengan sistem arcade-nya.

Hadir dengan latar musik yang lebih dari cukup serta voice action yang setidaknya sudah baik. Selain itu juga ada serangkaian Sound Effect yang melengkapi game ini.

Kesimpulan

JoJo’s Bizarre Adventure menjadi salah satu game retro yang turut diadaptasi terus menerus. Berikut kelebihan dan kekurangan JoJo’s Bizarre Adventure yang dapat penulis sampaiakan.

Kelebihan

Hadir dengan cukup baik, terlebih dalam urusan gameplay, graphic dan alur cerita yang tersaji. JoJo’s Bizarre Adventure turut hadir dengan karakter yang sesuai dengan serinya dan lengkap tanpa ada yang dikurangi.

Walau hadir dengan mekanisme kontrol yang cukup rumit, setidaknya mereka hadir dengan pose, gerakan, serangan, dan semboyan yang ikonik dari JoJo’s Bizarre Adventure.

Kekurangan

Sedikit kekurangan dari JoJo’s Bizarre Adventure yang terlihat cukup jelas. Kontrol yang sulit menjadikan game satu ini memiliki kekurangan yang menyulitkan untuk pemain.

Selain itu juga, minimnya Sound Effect atau voice action yang cukup jarang terdengar ketika battle, kecuali hanya ketika ingin mengeluarkan jurus andalan.

Untuk JoJo’s Bizarre Adventure, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,8

Sekian Review JoJo’s Bizarre Adventure yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Sejarah DLC: Berawal dari Tambahan Jadi Penghasilan Utama

GAMEFINITY.ID, Kabupaten Malang – DLC atau juga biasa dikenal dengan istilah downloadable content merupakan sebuah cara bagi sebuah game untuk menambahkan konten baru. Konten tersebut dapat diberikan secara gratis ataupun berbayar oleh sang developer.

Tentu saja, bila kalian sering bermain game, khususnya game PC, kalian akan sering menemukan DLC di berbagai game. Mulai dari DLC yang berupa kosmetik, map expansion, extended campaign, hingga senjata dan item dapat ditemukan saat ini di berbagai game.

Bahkan, saat ini DLC dapat dijadikan oleh developer sebagai sumber penghasilan utama dalam sebuah game.

Sims 4 DLC | Steam
Contoh DLC dari Game Sims 4 | Steam

Lalu, bagaimanakah DLC bermula? Kapan DLC mulai umum digunakan? Yuk, mari kita bahas!

Ketika DLC Belum Ada

Ketika internet belum merata di seluruh dunia dan game masih dimainkan di konsol tanpa jaringan internet, DLC masih belum ada di era tersebut.

Di tahun 1980-an, para pengembang game dan konsol mengembangkan berbagai cara untuk mendistribusikan game secara digital. Pada saat itu, DLC masih berupa full-game yang dapat dimainkan dengan bentuk non-fisik.

Sebagai contoh adalah Atari 2600 yang mendukung konsumen untuk menambahkan konten game ke dalam konsol yang dikirim via kabel telefon dengan jasa GameLine. Hal yang sama juga dilakukan oleh Sega dengan Sega Channel miliknya untuk Sega Genesis.

Untuk expansion pack dan hal lainnya, pada saat itu masih didistribusikan secara fisik di game store. Beberapa expansion pack terserbut memerlukan game aslinya untuk dimainkan, namun ada juga yang tidak. Contohnya adalah Half-Life dan spin-off miliknya yang dapat dimainkan tanpa terikat satu sama lain.

Saat DLC Mulai Merambah Dunia Konsol

DLC mulai sering bermunculan saat mendekati milenia baru, di sekitar tahun 2000. Di dunia konsol, Sega Dreamcast lah yang memulai adanya online service di sebuah konsol. Namun penggunaannya untuk pendistribusian DLC masih kurang optimal dikarenakan koneksi yang masih lambat dan adanya keterbatasan memori.

Kemudian konsep ini disempurnakan oleh Xbox dan DLC akhirnya dapat didistribusikan secara online. Beberapa game yang ada di Xbox Live memiliki konten tambahan berupa DLC, contohnya Halo 2.

Setelahnya kesuksesan konsep online di Xbox, Microsoft kembali melakukan pengembangan pada sistem online di Xbox 360. Pengembangan tersebut menghasilkan Xbox Live Marketplace yang memungkinkan pendistribusian game secara digital dan juga penjualan DLC yang terpisah dari game-nya. Dari saat ini jugalah DLC mulai berbentuk konten kecil yang dijual dalam jumlah banyak daripada dijual dalam sebuah expansion pack bundle.

Sony juga melakukan pengembangan yang sama untuk konsolnya. Mereka merilis PlayStation Store sebagai platform distribusi digital khusus untuk PS. Dapat dikatakan tidak ada perbedaan signifikan antara PS Store dan Xbox Marketplace dalam distribusi DLC.

Namun, Nintendo lah yang membuat langkah yang agak sedikit berbeda. Wii Shop Channel yang dikembangkan juga memiliki beberapa DLC. Namun, DLC tersebut rata-rata hanya berupa game lawas Nintendo yang diemulasikan ke Wii.

Baca Juga: Darkrise, RPG Interaktif Penuh Balutan Retro Side-Scrolling

Lalu, bagaimana DLC di platform lain?

Di dunia handheld, DLC mulai bermunculan di HP Nokia pada saat itu. Dengan adanya WAP, game yang ada di HP tersebut dapat menambahkan konten dengan didistribusikan secara digital.

Nintendo memiliki pendekatan yang berbeda untuk layanan online milik Nintendo DS. Layanan online milik Nintendo DS hanya menyediakan sebagian kecil DLC yang ada karena sebagian besar DLC sudah termasuk dalam kartridnya. Pendistribusian DLC secara online baru optimal di Nintendo 3DS dengan Nintendo eShop miliknya.

 Dan, untuk platform PC, sebenarnya sudah mendistribusikan DLC secara online dari tahun 1997. DLC tersebut biasanya berupa mod dan konten buatan para pemain. Nantinya, DLC akan mulai berjamuran saat platform dsitribusi digital seperti Windows Marketplace (Microsoft Store) dan Steam bermunculan.

Monetisasi

Monetisasi DLC awalnya menimbulkan kotroversi di kalangan gamers. Kontroversi tersebut bermula dari berbagai game di Facebook. DLC pada berbagai game tersebut dianggap tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan.

Kontroversi tersebut memuncak dengan hadirnya DLC Horse Armor untuk Elder Scroll’s IV: Oblivion. DLC tersebut sering dianggap overpriced bagi sebagian orang yang beranggapan konten tersebut seharusnya sudah digabung bersama game-nya dari awal. Namun, DLC dari Oblivion tersebut justru malah menjadi arah DLC di masa depan sebagai mesin uang para developer.

Baca Juga: Medal of Honor: Seri yang Dimatikan oleh Saudaranya Sendiri

Saat ini DLC seringkali digunakan para developer untuk menghasilkan uang dari game yang sudah dirilis. Biasanya uang tersebut akan digunakan untuk pengembangan game selanjutnya.

DLC juga dapat berfungsi sebagai penghasilan utama. Contohnya adalah Sims 4, game tersebut memiliki DLC yang bila ditotal berharga Rp. 11 Juta di harga penuh. Harga tersebut justru jauh lebih banyak daripada harga base game-nya sendiri yang dirumorkan akan menjadi gratis.

Xbox Resmi Akuisisi Activision Blizzard

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Dilaporkan dari Bloomberg, Phil Spencer yang merupakan CEO Microsoft sekaligus Xbox menganggap baik atas akuisisi dari Activision Blizzard senilai 70 Milyar dolar ini. Ia mengatakan bahwa dirinya terdorong oleh  proses yang dicapai melalui diskusi dengan regulator yang memeriksa akuisisi tersebut.

 “Saya merasa senang atas kemajuan yang telah kami buat, akan tetapi saya termasuk yang mendukung pihak yang tak terlalu dekat dengan industri game. Serta mengajukan beberapa pertanyaan” Apa niat kita? Dan maksudnya apa? Jika kamu memainkannya selama lima tahun, apakah bakal membatasi pasar? “ katanya dalam wawancara dengan Emily Chang untuk Studio 1.0 Bloomberg yang disiarkan di New York pada pukul 9 malam hari Rabu waktu setempat.

Baca juga: Microsoft Tuduh Sony Membayar Developer Untuk Cegah Gamenya Masuk

Kesepakatan Akuisisi Activision Blizzard Telah Disetujui

Dan tentu saja kesepakatan tersebut telah diawasi sejak pengumuman Microsoft unuk membeli Activision Blizzard sejak bulan Januari lalu seharga 68,7 Milyar Dolar. Kesepakatan tersebut juga telah diinvestigasi untuk mengantisipasi adanya transaksi yang dilakukan orang dalam, dan Negara Inggris telah mencek kesepakatan untuk memastikan bahwa kesepakatan tersebut baik bagi konsumen.

“Saya tidak pernah melakukan deal sebesar ini (70 Milyar Dolar) jadi saya juga belum yakin atas kepercayaan diri saya ini. Bisa dibilang diskusi yang dilakukan sebelumnya Nampak lebih positif kedepannya,” Ujar Spencer.

Apabila berhasil, Microsoft akan memiliki studio game terbesar di dunia. Namun jangan khawatir perusahaan sudah menjamin  konsumen bahwa pemberlakuan eksklusifitas pada perangkat  akan jarang lagi terlihat.

Xbox Isyaratkan Tidak Ada Eksklusifitas

Xbox Phil Spencer
Phil Spencer dalam wawancara dengan Bloomberg Rabu lalu waktu setempat

Sebenarnya bukan pertama kali Spencer mengisyaratkan bahwa eksklusivitas pada perangkat dikatakannya pertama kali, ada yang lebih penting dari perkataan Spencer bahwa apakah Microsoft benar-benar bisa menyelesaikan masalah pelecehan yang dilakukan di perusahaannya?

Activision Blizzard nampaknya telah mencuci tangan atas tindakan tersebut guna memertahankan nama baik sebelum kesepakatan itu dibuat. Dan Spencer  masih memegang teguh perkataannya.

“Saya yakin mereka telah sepakat untuk itu. Ketika saya melihat pekerjaan yang dilakukannya, selalu ada yang lebih untuk bisa dilakukan, tapi saya percaya terhadap pemimpin Studio di sana beberapa diantaranya pernah menjadi bagian dari Xbox, bahwa mereka telah berkomitmen penuh, dan saya menghargai usahanya terlepas dari kesepakatan yang dibuat,” tutup Spencer.