GAMEFINITY, Jakarta – Era resesi global semakin dekat, ada banyak cara dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan ekosistemnya, salah satunya dengan melakukan efisiensi pada perusahaan. Tentunya efisiensi ini juga dapat menghemat anggaran yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Akibat diberlakukan efisiensi tersebut, sejumlah posisi perlahan-lahan terkikis dengan posisi lainnya yang dinilai lebih efektif untuk jangka waktu yang cukup panjang. Hal ini juga dilakukan oleh perusahaan Microsoft yang juga pemilik konsol Xbox ini.
Baca juga: Konami Ungkap Game Terbaru Silent Hill
Microsoft Pangkas Ratusan Karyawannya, Beberapa Divisi Kena Dampak Pemutusan Hubungan Kerja
Dilaporkan dari Business Insider melalui perantara IGN SEA dan Seattle News, Microsoft melaporkan telah melakukan PHK (Pemutusan hubungan kerja) pada karyawannya dengan jumlah yang cukup banyak, tidak sampai 1.000 orang terkena dampak dari PHK tersebut pada hari Selasa yang lalu. Mereka yang terdampak tersebar di berbagai divisi, diantaranya divisi Xbox, Teknologi Strategis, dan kantor Chief Technology Officer.
Walaupun menurut sumber tersebut masih belum dikonfirmasi bahwa Microsoft telah mem-PHK mereka di divisi yang disebutkannya, para karyawan yang bekerja disana telah mengatakan kepada Washington Post bahwa mereka telah menerima surat pemutusan hubungan kerja pada senin yang lalu.
Studio Alpha yang berkonsentrasi pada simulasi perang juga menjadi bagian yang terdampak atas pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Microsoft bersama dengan tim ekspansi Cloud. Divisi Engineering Microsoft juga terkena imbasnya, Zach Krammer selaku kepala Divisi mengirimkan surel kepada seluruh karyawannya, mengumumkan bahwa itu akan mengurangi prioritas pekerjaan yang telah berjalan.
“Ini sulit untuk dilakukan, ada banyak ide yang berpotensi terdampak dan masing – masing sudah bekerja secara keras , dan kita harus membuat trade off sebagai sumber yang tidak terbatas dan waktu menjadi sesuatu yang langka kali ini,” tulisnya dalam email tersebut.
Karyawan senior KC Lemson juga terkena dampak dari pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Microsoft tersebut. Melalui postingan Twitternya, ia mengatakan bahwa jabatannya sebagai Manajer Produk di kantor CFO telah berakhir begitu saja. Mereka yang juga dipecat lainnya juga mengatakan bahwa mereka baru bekerja selama sebulan disana.
Menjadi Yang Kedua Kalinya Perusahaan Memangkas Karyawannya Akibat Gelombang PHK Yang Terjadi Disana
Microsoft menolak untuk mengakui jika ada karyawannya yang berbasis di Seattle yang terkena dampak PHK, walaupun salah satu karyawan yang telah di-PHK tersebut telah bekerja di Kampus Redmond, alih-alih Juru Bicara perusahaan mengaku bahwa alasan PHK besar-besaran tersebut untuk merampingkan struktural perusahaannya.
“Seperti perusahaan lainnya, kami mengevaluasi prioritas kinerja kami secara teratur. Dan kami akan terus berinvestasi dalam bisnis kami di area kunci utama tahun depan.”
Ini menjadi yang kedua kalinya Microsoft memangkas karyawannya di perusahaannya yang berbasis di Redmond. Sebelumnya pada gelombang pertama perusahaan memangkas karyawannya untuk penyesuaian structural pada laporan pendapatan tahunan sebelum bulan Juli.
Dan akibat melemahnya Ekonomi disana, perusahaan akhirnya membatasi perekrutan karyawannya. Banyak kelompok yang terdampak PHK, diantaranya bagian konsultasi dan solusi pelanggan.
Saat ini jumlah karyawan di Microsoft mengalami peningkatan menjadi 221.000, yang sebelumnya 181.000 pada tahun lalu.
Tengah Akuisisi Beberapa Perusahaan Di Tengah Ekonomi Yang Semakin Sulit
Saat ini Microsoft tengah mengakuisisi Perusahaan Activision Blizzard senilai 69 Milyar Dolar AS sambil menunggu persetujuan regulasi negara Britania Raya. Perusahaan yang juga memiliki studio Bethesda yang merupakan anak perusahaan dari ZeniMax Media mengakuisisi ZeniMax senilai 7,5 Milyar Dolar tahun lalu.
Perusahaan mengungkapkan bahwa Sony Playstation 4 terjual dua kali lipat dibanding Xbox One pada antitrust yang dibuat Agustus yang lalu. Dilaporkan di puncak pandemi ini pendapatan dari berbagai perusahaan video game yang berbasis di Redmond, AS mengalami penurunan tahun ini.
Microsoft pun telah melewatkan pertanda tersebut dalam kuartal keempatnya dan mengurangi perkiraan pendapatan. Perusahaan mengutip tantangan ekonomi makro seperti penguatan mata uang Dolar AS, perang Ukraina yang masih berlangsung, serta penghentian produksi di Tiongkok yang mengakibatkan terganggunya produksi PC yang menjadi penyebab kinerjanya yang kurang baik.