GAMEFINITY.ID, Bekasi – Perusahaan layanan konferensi video online, Zoom meminta semua karyawannya untuk kembali bekerja di kantor atau yang dikenal dengan istilah Work from Office (WFO). Zoom sendiri sempat menjadi pelopor komunikasi jarak jauh melalui video sejak pandemi covid-19 melanda dunia pada tahun 2020 lalu.
Business Insider melaporkan perusahaan tersebut menerapkan WFO untuk para karyawan yang tinggal sekitar 80 kilometer dari kantor secara bertahap di mana para karyawannya harus masuk kantor dua kali dalam sepekan secara bergantian.
Itu berarti layanan konferensi video tetap berjalan seperti biasa agar produk tetap beroperasi. Kebijakan WFO ini berlaku mulai bulan Agustus dan September 2023.
Dengan terus memanfaatkan semua platform Zoom, itu dapat mempertahankan karyawan agar bisa bekerja lebih fleksibel dan efisien.
Baca juga:
Dulunya Zoom Mendorong Kerja Online, Kini Harus WFO
Dilansir laman CNN Indonesia, awal mulanya, Zoom merupakan sebuah perusahaan yang mendorong orang-orang untuk bekerja secara online. Terutama ketika pandemi covid-19 terjadi. Di samping itu, mereka juga harus masuk ke kantor seperti perusahaan-perusahaan teknologi lainnya. Bisa dikatakan ini adalah sebuah ironi.
Beberapa bulan terakhir saja, perusahaan teknologi seperti Google, Salesforce, dan juga Amazon juga menerapkan kebijakan seperti itu. Hal ini ini dilakukan untuk mengakhiri kebebasan masyarakat yang bisa bekerja dari rumah.
Sayangnya, kebijakan WFO yang diterapkan perusahaan mendapat banyak penolakan dari karyawan karena sudah terbiasa dengan fleksibilitas.
Baca juga:
Zoom Mulai Beradaptasi Pascacovid-19
Dikutip Kompas Tekno, Zoom sendiri saat ini berupaya untuk bisa beradaptasi pascacovid-19. Saat pandemi berlangsung, banyak masyarakat yang memanfaatkan Zoom untuk meeting online selama WFH. Oleh karena itu, Zoom mengalami kejayaan dilihat dari pendapatan, laba, harga saham hingga jumlah penggunanya.
Awal 2023 ini saja Zoom sudah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.300 karyawan atau 15 persen dari total karyawannya yang tersebar di seluruh dunia. Tidak hanya itu saja, gaji CEO Zoom juga dipotong hingga 98 persen.
Perusahaan layanan konferensi video online ini mempunyai 8.400 karyawan yang sudah tersebar di belahan dunia. Ada dua kantor yang terletak di Amerika Serikat yakni San Jose, California serta Denver, Colorado, dan banyak kantor internasional lainnya yang tersebar di beberapa lokasi.
Agar bisa beradaptasi, Zoom pun mengembangkan produk lain yakni Zoom Mail dan Zoom Calendar di luar platform video telekonferensi.
Baca juga:
Gedung Putih Juga Meminta Karyawan untuk Kerja di Kantor
Selain perusahaan teknologi, Gedung Putih pun bahkan bakal memberikan sanksi untuk karyawan yang melakukan Work from Home (WFH). Melalui email internal Gedung Putih, para menteri dikabarkan meminta karyawannya untuk bekerja di kantor.
Jeff Zients selaku Kepala Staf Gedung Putih menjabarkan kehadiran para karyawan untuk berada di kantor sangatlah penting agar bisa melaksanakan semua agenda yang ada. Itu semua sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir ketika tatap muka tetap dilakukan pemerintah.