Category Archives: Game

Zawlinaxx Si Streamer Facebook Gaming yang Meresahkan.

GAMEFINITY.ID, Denpasar – Di zaman ini, menonton orang yang sedang bermain game merupakan salah satu tontonan hiburan bagi sesorang yang suka bermain game atau bisa disebut sebagai gamers dan merupakan hal yang sudah lazim di zaman ini. Beragam konten gaming yang disajikan mulai dari yang bertipe edukasi (seperti memberikan tips dalam bermain game), konten gaming yang lucu – lucu hingga konten gaming yang menunjukan bakat dari para pemain profesional.  Tapi ada saja oknum – oknum yang sedikit nakal dalam memberikan konten gaming mereka. Salah satunya dari streamer Zawlinaxx ini.

Zawlinaxx sering kali melakukan live streaming game yang ia mainkan di platform Facebook Gaming, sayangnya di dalam konten live streaming Zawlinaxx, ia sering kali melakukan gerakan tubuh yang mengarah ke seksual dan tidak pantas untuk diperagakan di dalam live streaming. Salah satu contohnya adalah ia sering kali dengan sengaja membuat suara desahan yang “cukup” sensual.

Sayangnya di dalam Facebook Gaming ini tidak hanya orang dewasa saja yang dapat menonton konten gaming namun juga anak yang dibawah umur bisa menonton konten gaming yang ada di platform tersebut tanpa ada batasan umur, termasuk konten dari Zawlinaxx ini. Peragaan gerakan tubuh yang dilakukan dari Zawlinaxx ini sama sekali tidak cocok untuk dilihat orang anak yang masih dibawah umur.

Dikarenakan dari konten yang meresahkan dari Zawlinaxx ini, seseorang membuat petisi agar konten dari Zawlinaxx ini Ban! Ketika artikel ini ditulis, sebanyak 7.682 orang yang telah mentanda tangani petisi ini. Kalian dapat melihat petisini ini disini.

Tri Hanif Robaqi dalam petisini ini memberikan komentar bahwa “E-Sport sudah mulai tumbuh besar di negara ini, jangan sampai hanya karena mencari view sampai Jual Diri, sungguh sanat menciderai E-Sport di Indonesia”.

Candy Chan dalam petisi ini juga berkomentar “Cari viewer ko gitu bgt”.

Game Lokal Biwar: Legend of Dragon Slayer Siap Rilis Demo September Mendatang

GAMEFINITY.ID, Purworejo – Game lokal Biwar: Legend of Dragon Slayer dipastikan akan merilis alpha demo-nya di Steam pada bulan September mendatang. Dalam akun Twitternya, Devata Game Production selaku developer game ini juga akan mengikuti event Steam Next Fest yang akan diselenggarakan pada tanggal 1-7 Oktober 2021.

Sebelumnya, Devata Game Production juga sempat merilis pre-alpha demo Biwar: Legend of Dragon Slayer pada Januari yang lalu. Karena hanya sebagai pre-alpha demo, tentunya masih terdapat banyak masalah teknis dan jauh dari kata sempurna. Hal ini sangatlah wajar mengingat tujuan perilisan demo pada saat itu untuk mendapatkan masukan dari para penggemarnya.

https://youtu.be/fK8DR6a5bn0

Nah, kini mereka bersiap untuk merilis alpha demonya di Steam yang seharusnya akan membawa banyak perbaikan dari sebelumnya. Perilisan demo di Steam ini juga akan bersamaan dengan event Steam Next Fest, dimana Devata Game Production akan melakukan live streaming serta Q&A mengenai game ini.

Steam Next Fest telah dikenal sebagai ajang untuk memperkenalkan berbagai macam game baru yang akan rilis di Steam. Dengan berbagai demo yang tersedia, kalian dibebaskan untuk menjajalnya secara gratis. Sebelumnya, Valve telah menyelenggarakan event ini pada Februari dan Juni yg lalu, dan kini mereka akan menyelenggarakan lagi di awal Oktober ini.

Biwar

Biwar: Legend of Dragon Slayer memang menjadi game lokal yang cukup diantisipasi para gamer saat ini. Game bergenre action-adventure ini memang terbilang cukup unik karena membawa cerita rakyat Papua yang dipadukan dengan lingkungan yang bernuansa Bali kuno. Pemain akan dihadapkan dengan makhluk mitologi dari dalam negeri yang tentunya akan sangat menarik.

Game ini sendiri direncanakan akan rilis pada tahun 2022 mendatang di PC melalui Steam. Belum ada tanggal pasti, namun game ini dipastikan juga akan rilis di konsol pada tahun yang sama.

Terlalu Pay to Win, Streamer Ternama Menolak Untuk Bermain Genshin Impact

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Salah satu streamer MMO ternama, Asmongold mengungkapkan bahwa ia menolak untuk bermain Genshin Impact karena dianggap terlalu “Pay to win”.

Hal ini disampaikannya pada live stream pada channel Twitch miliknya ketika ia menonton siaran Gamescom 2021. Dalam sesi promosional yang menampilkan trailer konser Genshin Impact, Asmongold berkata bahwa ia bakal tertarik untuk bermain Genshin Impact jika tidak ada sistem pay to win yang dia anggap sebagai “omong kosong”.

“Saya pikir saya akan bermain Genshin Impact jika game ini tidak memiliki “omong kosong” di dalamnya.” ujar Asmongold.

Asmongold sendiri merupakan seorang gamer MMORPG veteran yang menolak keras terhadap sistem monetisasi yang sangat berpengaruh pada gameplay MMORPG. Ia menganggap sistem pay to win merusak keseimbangan game dan menimbulkan ketidakadilan bagi seluruh pemain.

Seperti yang kita tahu, sistem Gacha dalam Genshin Impact sendiri meliputi berbagai aspek yang mempengaruhi gameplay. Karakter dan senjata yang kuat hanya bisa didapatkan lewat Gacha. sehingga pemain yang mengeluarkan uang banyak untuk Gacha akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar.

Maka cukup wajar apabila Asmongold menolak untuk bermain Genshin Impact meskipun sebenarnya ia cukup tertarik menjajal game ciptaan miHoYo satu ini.

Arena of Valor dan Honor of King akan Mengadakan Turnamen Kolaborasi dengan Prizepool Rp. 115 Milyar

GAMFINITY.ID, KOTA BATU – Arena of Valor, diberitakan akan membawa turnamen AoV World Cup (AWC) tahun depan dengan konsep baru. Konsep ini adalah kolaborasi antara game Arena of Valor serta saudaranya, Honor of King. Official Page Garena AoV Indonesia telah mengunggah sebuah post resmi pada 28 Agustus kemarin tentang kolaborasi ini.

Turnamen kolaborasi ini akan diadakan pada Oktober 2022 mendatang. Kali ini AWC akan diisi oleh tim dari 5 region yaitu Asia, North America, South America, Eropa, dan Timur Tengah. Para peserta pada turnamen ini akan diambil dari kejuaraan regional yang akan diadakan nantinya.

Pada FAQ resmi pada kolom komentar post AWC 2022 disebutkan bahwa turnamen ini bertujuan untuk meningkatkan ekosistem turnamen Arena of Valor itu sendiri. Dengan harapan membuat AWC menjadi ajang e-sport paling kompetitif di dunia.

Untuk game yang akan digunakan sendiri adalah mode khusus yang hanya ada pada gelaran turnamen ini. Mode turnamen ini akan menggabungkan hero AoV dan HoK dalam satu game. Pada FAQ tersebut juga disebutkan bahwa AoV tidak akan menggabungkan diri menjadi satu game dengan HoK.

Kolaborasi ini juga akan menjadi turnamen e-sport AoV dengan prizepool terbesar, yakni $8 Juta atau setara dengan Rp. 115 Milyar. Tentu saja dengan prizepool yang besar ini akan menarik minat para tim dan pemain untuk mengikuti rangkaian turnamen AoV World Cup 2022 ini.

Masih belum ada kabar mengenai AoV International Championship (AIC) tahun depan. Namun, AIC 2021 masih akan diselenggarakan pada November 2021 nanti.

Seorang Youtuber Berhasil Merakit PC Gaming dari Limbah Komputer

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Memang tidak bisa dipungkiri, merakit PC di tahun 2021 adalah ide yang cukup buruk. Harga hardware PC yang kian meroket, pandemi COVID-19 yang melanda dan stok yang kurang membuat para gamers kesulitan untuk merakit PC impian mereka.

Krisis hardware PC ini berdampak bagi gamers baik yang ingin merakit high-end gaming PC maupun budget gaming PC. Para gamers yang hanya punya dana yang minim pun harus terpaksa bersabar untuk mendapatkan PC gaming mereka dengan harga yang pas.

Melihat kondisi hardware PC yang kian parah, salah satu Youtuber bernama Alex atau yang lebih kerap disapa dengan LowSpecGamer mencoba mencari jalan alternatif bagi para budget gamers untuk mendapatkan PC gaming mereka.

Alex kemudian menemukan bahwa sampah-sampah elektronik atau E-Waste yang semakin menumpuk dapat dimanfaatkan untuk merakit PC dengan budget yang sangat rendah.

Pertama ia mendapatkan sebuah perangkat PC yang dibuang karena hardware didalamnya sudah terlalu tua. Namun ternyata PC buangan tersebut masih dapat bekerja secara normal.

Kemudian Alex menentukan parts mana yang masih bisa digunakan dan mana yang harus diganti. Ia memutuskan bahwa Motherboard, RAM, Hard Disk, PSU dan Case masih bisa digunakan. Sehingga menyisakan CPU dan GPU yang harus diganti karena sudah terlalu tua.

Dalam pencarian CPU, Alex merasa kesulitan dalam menemukan CPU yang cocok dengan socket Motherboard PC buangannya. Sehingga ia memutuskan untuk membeli CPU server Intel Xeon E3-1220 v2 daur ulang dari AliExpress seharga 20 Euro. Di AliExpress ia juga membeli RAM 4GB seharga 10 Euro.

Kemudian untuk masalah GPU, Alex berhasil mendapatkan GPU AMD Radeon 5850 bekas yang akan dibuang oleh pemiliknya sehingga ia tidak perlu membeli GPU juga.

Setelah semua komponen berhasil dikumpulkan, Alex mulai memasang parts-parts tersebut ke dalam PC buangannya. Akhirnya PC sampah miliknya berhasil disulap menjadi Budget PC Gaming.

Lalu bagaimana dengan performanya? Alex mencoba untuk mengetes performa lewat benchmarking game Doom Eternal dan Resident Evil Village. Namun sayangnya Radeon 5850 yang ia pakai tidak mendukung Vulkan dan DirectX 12.

Jadi pada akhirnya Alex menggunakan CS:GO dan Apex Legends sebagai benchmark. Hasilnya? Bisa dibilang cukup memuaskan. Pada CS:GO Alex berhasil mendapatkan 100 FPS di setting low.

Dan untuk Apex Legends ia mendapatkan sekitar 30fps di setting low pula. Cukup mengejutkan mengingat Alex juga melakukan livestream di channel Twitch miliknya ketika bermain Apex Legends.

Di akhir video Alex mengungkapkan bahwa meskipun performa PC sampah miliknya tergolong tidak bagus, ia masih bisa menikmati bermain Apex Legends bersama teman-temannya.

Alex berharap bahwa para low-budget gamers dapat terinspirasi dalam memanfaatkan limbah komputer untuk menghemat dana sekaligus mengurangi sampah-sampah elektronik yang menumpuk.

Spesifikasi PC Limbah LowSpecGamers

  • CPU : Intel Core i3 2120 > Intel Xeon E3-1220 v2
  • RAM : 4 GB DDR3 > 8 GB DDR3
  • GPU : Intel HD Graphics 2000 > AMD Radeon 5850
  • Motherboard : Gigabyte GA-H61MA-D2V
  • Storage : WDC 1 TB HDD
  • PSU : B-Move 500w

 

Mengenal NFT Gaming, Main Game Dibayar Uang Kripto

GAMIFINITY.ID, Jember – Baru-baru ini aset virtual seperti foto dan video marak dijual dalam bentuk NFT (Non-Fungible Token). Salah satu yang terkenal adalah twit pertama pendiri Twitter, Jack Dorsey yang dilelang dan berhasil terjual pada kisaran harga 42 milyar.

Aset-aset virtual yang telah terjual tersebut nantinya akan mempunyai sertifikat digital yang menandakan bukti keaslian aset walaupun tiruannya sudah banyak yang ada di media sosial.

Nantinya, karya yang terjual dalam bentuk NFT akan tercatat ke dalam blockchain. Blockchain merupakan sebuah “buku besar” digital yang mirip dengan kripto.

Pada saat ini, NFT tidak hanya menjual aset virtual namun kini merambah ke dunia game. Lantas apa itu NFT Gaming? Simak ulasannya di bawah ini:

Pengertian NFT Gaming

NFT Gaming adalah usaha-usaha untuk memperoleh uang kripto atau sering disebut play to earn. Para pemain NFT Gaming akan mengumpulkan aset yang nantinya dapat di convert menjadi sebuah kripto.

Saat ini banyak game yang dapat dikategorikan ke dalam NFT, salah satunya adalah Axie Infinity. Hal ini dapat dikatakan cukup baru dan berpotensi mengubah stigma orang tentang game, begitupun bagi para gamers yang sering menghabiskan uangnya demi membeli berbagai in-game item favorit.

Jika biasanya para game membeli item dalam game dan uangnya tidak dapat dikembalikan, maka dengan hadirnya NFT, para pemain dapat menukarkan uang di dalam game menjadi uang asli.

Contoh NFT Gaming

Seperti yang sudah disinggung di atas, game Axie Infinity merupakan salah satu game populer yang menerapkan mekanisme NFT. Pada game tersebut pemain dapat mengumpulkan aset berharga yaitu SLP (Small Love Potion). Untuk mendapatkannya pemain hanya mengalahkan pemain lainnya yang dilakukan dengan cara bertarung.

Small Love Potion yang terkumpul dapat ditukarkan ke dalam aset mata uang kripto dan nantinya dapat di ubah menjadi mata uang asli.

Contoh lain NFT Gaming, adalah yang terdapat pada game RPG Guild of Guardian. Para pemain dapat mengumpulkan NFT dengan cara mengalahkan para momster dan juga beragam barang unik yang dapat digunakan di dalam game.

Aset NFT yang terkumpul nantinya dapat ditukarkan ke pasar terbuka yang ada di dalam game itu, ataupun ditukarkan ke dalam mata uang kripto.

Semakin Populer

Sejak munculnya Covid-19 pada 2019 lalu, konsep game yang menerapkan NFT semakin diminati oleh para gamers. Hal ini tidak lepas dari maraknya kegiatan WFH yang membuat orang mencari hiburan namun juga menghasilkan pundi-pundi uang.

Namun, hal ini kembali kepada para pengembang, bagaimana mereka dapat menerapkan NFT serta juga dapat mempopulerkan game tersebut sehingga para pemainnya pun bertambah banya