Category Archives: Game

Begini Tanggapan Windah Basudara Tentang Netizen Mobile Legends Indonesia yang Toxic

GAMEFINITY.ID, Singkawang – Brando atau yang sering dikenal dengan nama Windah Basudara belakangan ini tampaknya aktif bermain game Mobile Legends bersama para penggemarnya di Youtube.

Brand Ambassador Team RRQ itu terkenal sering menggunakan hero Lapu-lapu. Hero inilah yang membuat Windah Basudara ganas di Land of Dawn dan sering membersihkan lane dengan mudah.

Sebagai Brand Ambassador Team RRQ, Windah Basudara mengaku mengikuti perkembangan Esports Indonesia maupun Internasional. Saat ditanya oleh Jonathan ‘Emperor’ Liandi, ia mengaku juga menonton MSC dan menilai pertandingan tersebut seru.

Kecewa Terhadap Netizen

Windah Basudara mengaku kecewa kepada netizen Indonesia yang berlaku kurang baik saat turnamen Mobile Legends terbesar di Asia Tenggara tersebut berjalan.

Windah menjelaskan dirinya cukup sedih ketika melihat livechat pertandingan tersebut penuh dengan netizen Indonesia yang toxic.

Tapi sedihnya tuh toxic banget anjir viewer-viewer kita bang, masalahnya tuh kayak Filipina lawan Filipina itu banyak banget viewers yang masih nonton dan ngatain tim satu sama lain” ujar Windah.

Hal ini tentunya tidak bisa dianggap remeh. Netizen Indonesia harus segera memperbaiki sikapnya yang bisa memalukan para pemain Mobile Legends di Indonesia.

Susul Telkomsel dan Indosat, XL Axiata Kini Bersiap Untuk Luncurkan 5G

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Salah satu operator penyedia jaringan telekomunikasi di Indonesia, XL Axiata kini mulai menunjukkan keseriusannya dalam meluncurkan layanan 5G.

Hal ini diungkapkan oleh Group Head Corporate Communications XL Axiata, Tri Wahyuningsih. Ia mengungkapkan bahwa XL Axiata sangat siap untuk menyusul Telkomsel dan Indosat Ooredoo dalam meluncurkan layanan 5G miliknya.

“XL Axiata sangat serius dalam mempersiapkan layanan 5G, baik secara teknis maupun non teknis,”

“Diharapkan implementasi jaringan 5G XL Axiata dapat mendorong pengembangan pemanfataan-pemanfaatan baru yang bermanfaat untuk industri,” ujar Tri Wahyuningsih.

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, untuk dapat mendirikan infrastruktur 5G di Indonesia, XL Axiata pertama harus mengadakan Uji Laik Operasi (ULO) jaringan 5G.

Kemudian XL Axiata harus menunggu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO). Setelah surat diterima barulah XL Axiata bisa meluncurkan layanan 5G miliknya.

Sistem Jaringan 5G Milik XL

Head Strategic Operation and Automation XL Axiata, Ahmad Hamzah menceritakan progress pengembangan jaringan 5G XL Axiata.

Menurut Ahmad, kini XL Axiata tengah menjalani proses persiapan dalam menyelenggarakan Uji Laik Operasi (ULO) agar segera mendapatkan izin pengadaan layanan 5G dari Kominfo.

Kalo jaringan 5G di kita, tahun kemarin kita sudah testing role out ya, tahun ini kita siap-siap Uji Laik Operasi, bahwa XL Axiata serius ini untuk melakukan ULO,” ujar Ahmad Hamzah.

Selanjutnya Ahmad Hamzah menjelaskan tentang sistem teknologi 5G yang akan digunakan oleh XL Axiata.

“Nah yang kita gunakan teknologi 5G yang sekarang adalah DSS (Dynamic Spectrum Sharing) ya. Jadi kita pakai spektrum yang sekarang untuk berbagi dengan 5G,” kata Ahmad

Sebelumya XL sempat melakukan uji coba sistem 5G DSS pada tahun 2020. Sistem DSS ini digunakan operator untuk menggunakan spektrum yang sama untuk teknologi 5G dan 4G.

Hasilnya kecepatan unduh 5G XL Axiata mencapai 176 Mbps, kecepatan unggah sebesar 90,4 Mbps dan latensi 11 milidetik.

Saat ini, XL Axiata mempunyai alokasi spektrum di pita frekuensi 900 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz, 1.800 MHz dengan lebar pita 22,5 MHz, dan 2.100 MHz dengan lebar pita 15 MHz.

Ada logo Free Fire di Jersey Persis Solo, Free Fire Resmi Jadi Sponsor?

GAMEFINITY ID, CIREBON- Siapa sih yang gak kenal Game Free Fire? Free Fire adalah game battle royale yang dikembangkan oleh 111 Dots Studio dan diterbitkan oleh Garena untuk Android juga IOS.

Sebagai salah satu game Mobile yang paling populer dan diminati di seluruh Indonesia, Free Fire jelas akan melebarkan sayapnya, untuk menjangkau pemain yang lebih banyak lagi.

Free Fire Resmi jadi Sponsor Persis Solo

Sebuah gebrakan baru, terlihat baru-baru ini Free Fire menjadi salah satu sponsor yang terpampang di jersey terbaru tim sepakbola yaitu Persis Solo, nantinya jersey tersebut akan digunakan untuk Piala Walikota Solo 2021 nanti.

Hal tersebut dapat dilihat di unggahan sosial media resmi tim sepak bola Persis Solo. Dalam unggahan tersebut dipastikan logo Free Fire jadi terpampang di bagian depan jersey Persis Solo untuk menyambut pergelaran Piala Walikota Solo 2021. Namun begitu, belum diketahui bahwa Free Fire akan menjadi sponsor selama Piala Walikota Solo 2021 atau sampai ke ajang liga 2.

Persis solo sendiri merupakan tim sepak bola Indonesia asal Kota Surakarta atau Kota Solo, sering dikenal dengan julukan Laskar Samber Nyawa. Berdiri sejak tahun 1923. Salah satu pemilik Persis Solo ini adalah Kaesang Pangarep, putra dari Presiden RI Joko Widodo.

Sebuah hal yang sangat menarik, karena ini adalah pertama kalinya game online terutama Free Fire menjadi salah satu sponsor sebuah tim sepak bola di Indonesia.

Keren! Musik Gamelan Bali Bakal Mengisi Soundtrack Game PS5 Ternama

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Salah satu musik tradisional Indonesia yakni Gamelan Bali ternyata menarik perhatian warga mancanegara. Dan kini eksotisnya Gamelan Bali akan mengisi soundtrack game di PS 5, Kena: The Bridge of Spirits.

Kena: The Bridge of Spirits adalah salah satu game yang diperkenalkan oleh Sony di awal peluncuran konsol Playstation 5. Game besutan Ember Lab ini menjadi game yang paling ditunggu-tunggu rilisnya di Playstation 5. Game ini dijadwalkan rilis pada 24 Agustus 2021.

Komposer musik soundtrack Kena and The Bridge of Spirit, Jason Gallaty mengungkapkan ketertarikannya dengan alunan melodi Gamelan Bali. Menurutnya instrumen Gamelan Bali sangat cocok dengan tema dunia fantasi Kena: The Bridge of Spirits.

Suasana mistis dan fantasi yang diusung dalam game ini terasa sangat bersinergi dengan karakteristik Gamelan Bali. Terlebih lagi setting tempat dari dunia Kena: The Bridge of Spirits terinspirasi dari berbagai lokasi di Asia, salah satunya adalah daerah pedalaman Bali.

Produksi Musik Kena: The Bridge of Spirits

Dalam produksi pembuatan soundtrack Kena: The Bridge of Spirits, Jason menggandeng salah satu rumah produksi musik Gamelan Bali yaitu Sanggar Seni Cudamani dari Banjar Pengosekan, Desa Mas, Kecamatan Ubud.

Dalam interviewnya bersama DetikINET, salah satu komposer yang bernama Dewa Putu Berata mengungkapkan bagaimana Jason Gallaty menghubungi Sanggar Seni Cudamani untuk membuat soundtrack.

“Mereka (Jason) tertarik untuk bertanya tentang gamelan Bali, karena mau buat musik untuk game,”

“Jason Gallaty mengusulkan ide untuk memasukkan unsur-unsur instrumen gamelan natural,” ujar Dewa Berata.

Dewa Berata kemudian mengungkapkan, meskipun di Amerika Serikat telah ada sanggar Gamelan Bali, Jason Gallaty lebih menginginkan suara dan feel yang benar-benar original. Jason juga ingin suara Gamelan Bali yang ada di Kena : The Bridge of Spirit tidak bermasalah dan merusak citra Gamelan Bali sendiri.

“Challenge-nya besar di sana. Dan saya kira Jason (Gallaty) tahu itu. Dia kan ingin kalau gamelan Bali ya orang Bali, sebisa mungkin,” ungkap Dewa Berata.

“Tentu dia gampang mencomot, tapi dia tidak ingin. Karena dia takut juga apakah boleh dipakai, apakah tidak. Dia tahu sedikit gamelan Bali itu mempunyai fungsi masing-masing. ‘Nanti kalau saya ambil (sembarangan) bermasalah dengan yang dari Bali’. Memalukan atau bagaimana, nanti bisa dituntut,” jelasnya.

Selanjutnya Dewa Putu Berata menjelaskan bagaimana proses produksi musik soundtrack Kena : The Bridge of Spirits lebih cepat dibuat di Bali daripada di Amerika.

“Kalau di sini di Cudamani, kita perlu rekam besok, sekarang harus selesai sebuah lagu atau dua buah lagu (bisa dilakukan). Kita latihan empat jam untuk dua buah lagu, dia (peserta) sudah bisa kuasai karena dia punya rasa,” pungkasnya.

Gamecom Team Berikan Update Perbaikan Game Parakacuk, Ini Penampakannya Sekarang

GAMEFINITY.ID, Singkawang – Developer game Parakacuk, Gamecom Team baru saja memberikan kabar terbarunya mengenai perkembangan game Parakacuk.

Parakacuk sendiri merupakan game yang cukup ramai diperbincangkan beberapa bulan ini. Konsep gamenya yang unik mirip game Bully itu menjadi daya tarik tersendiri bagi para gamer.

Beberapa bulan lalu, Parakacuk telah hadir dalam versi demo di Steam. Namun bukannya mendapat pujian malah Parakacuk dihujani banyak kritik. Dari banyaknya kritik itulah developer Parakacuk yaitu Gamecom Team mengundur jadwal rilis game tersebut hingga benar-benar selesai.

Nah baru-baru ini Gamecom Team merilis update barunya terkait Parakacuk dalam postinganya di Instagram. Postingan itu berisi video berdurasi kurang dari 2 menit yang memperlihatkan update game Parakacuk.

Dalam video tersebut Gamecom Team meminta maaf sekaligus memperlihatkan gameplay terbaru Parakacuk. Terlihat penampilan grafik Parakacuk sangat berbeda dalam video tersebut.

Selain itu, animasi pukulan karakter dalam game Parakacuk ini juga diperbaiki. Terlihat dalam video combo pukulan karakter Parakacuk mulai beragam dengan disertai animasi yang smooth.

Update ini menjadi bukti bahwa Gamecom Team benar-benar serius dalam mengembangkan game Parakacuk.

Parakacuk ditargetkan akan selesai dan rilis pada tahun 2022 mendatang. Namun kabar ini tidak dapat dipastikan karena Gamecom Team mengaku akan merilis game ini ketika sudah benar-benar siap.

Ketahui Sekarang, Ini Perubahan yang Terjadi Pada Otak Manusia Saat Kecanduan Game Online

GAMEFINITY.ID, Singkawang – Dimasa pandemi yang menganjurkan setiap orang harus tetap berada di dalam rumah ini, game telah menjadi salah satu kebutuhan bagi sebagian orang.

Tak mengenal umur, game online ini menjadi candu bagi remaja maupun dewasa. Melihat penyebaran game online ini semakin luas, para ilmuan telah meneliti bagaimana kecanduan game online dapat merubah pola otak manusia.

Perubahan Otak Akibat Main Game

Sudah banyak bukti yang menguatkan pendapat bahwa kecanduan game online dapat merubah pola otak itu benar.

Pada tahun 2018 lalu, para peneliti telah mengumpulkan dan merangkum 116 hasil penelitian untuk menentukan bagaimana game online dapat mengubah fungsi dan struktur otak sehingga memengaruhi perilaku para pemainnya.

Nah berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecanduan game online tidak hanya mengubah cara kerja otak, tetapi juga mengubah struktur dari otak tersebut.

Sebagai contoh, memainkan game online diketahui memengaruhi tingkat fokus dan kemampuan berpikir otak. Namun kebanyakan hasil penelitian menyatakan bahwa orang yang main game online justru bisa lebih fokus ketimbang yang tidak memainkannya.

Penelitian juga menemukan bahwa game online bisa meningkatkan ukuran dan kemampuan bagian otak yang bertanggung jawab atas visuospasial, yaitu kemampuan seseorang untuk menerjemahkan konsep visual yang dilihat dari mata. Contohnya seperti membaca jarak, membedakan bentuk dan warna, hingga menempatkan suatu benda.

Para gamer juga mengalami perbesaran ukuran bagian otak hippocampus kanan, yang menjadi tempat memori jangka panjang terbentuk di otak.

Beberapa hasil penelitian di atas dapat dikatakan sebagai dampak positif game online. Namun, apa jadinya jika seseorang telah kecanduan game online?

Kecanduan Game Online

Sesuatu hal apapun itu yang berlebihan akan membawa dampak negatif bagi para pelakunya. Dalam hal game online ini, jika dimainkan tanpa aturan maka bisa membuat pemainnya menjadi kecanduan dan lupa waktu.

Penelitian mengatakan akan ada masalah gangguan pada otak pecandu game online. Akan ada perubahan fungsional dan struktural dalam sistem reward saraf yang berkaitan dengan perasaan senang, pembelajaran, dan motivasi.

Penelitian yang dipublikasikan di Addiction Biology melakukan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) terhadap 78 remaja laki-laki yang berusia 10-19 tahun yang didiagnosis mengalami gangguan internet gaming, dan 73 peserta lainnya tanpa kondisi gangguan tersebut.

Dalam penelitian ini, para ilmuan membandingkan hubungan antara 25 area yang berbeda dari otak pecandu game dengan kontrolnya.

Hasilnya, para ilmuan menemukan adanya peningkatan koordinasi antara bagian kortek prefrontal dorsolateral dan temporoparietal junction di otak. Diduga hal ini akan membatasi kontrol impuls seseorang.

Kondisi ini biasanya ditemukan pada pasien dengan Skizofrenia, Sindrom Down, dan Autisme, dan orang dengan kontrol impuls yang buruk lainnya.