Category Archives: Game

Kok Bisa Sering Bikin Event Sih? Ini Besar Pendapatan Garena Free Fire

GAMEFINITY.ID, Singkawang – Free Fire adalah salah satu game battle royale paling populer di dunia. Di Indonesia, game milik Garena ini secara konsisten menempati peringkat pertama dalam hal pemain bulanan. Selain itu, game ini tidak membutuhkan spesifikasi ponsel yang cukup tinggi dengan kata lain ramah untuk dimainkan di ponsel kelas menengah ke bawah.

Dengan kepopulerannya tersebut, seberapa besarkah pendapatan yang didapatkan oleh Garena Free Fire?

Pada tahun 2019 lalu, Garena Free Fire berhasil mendapatkan penghasilan yang sangat besar, yaitu sekitar 443 juta USD. Dan pada tahun selanjutnya, Garena Free Fire berhasil meraup penghasilan sebesar 716,2 juta USD. Pada tahun 2020 ini penghasilan Garena Free Fire meningkat karena rata-rata orang beraktivitas dari dalam rumah.

Penghasilan yang didapat oleh Free Fire itu memang sangatlah besar, namun pendapatan tersebut belum bisa mengalahkan pendapatan yang diperoleh oleh game kompetitornya, PUBG dengan pendapatan total sebesar USD 2,7 miliar.

Dengan besarnya pendapatan Free Fire tersebut, tentu membuat kita bertanya-tanya tentang berapa gaji para karyawan yang bekerja di Garena Free Fire.

Gaji Karyawan Free Fire

Gaji yang ditawarkan oleh Garena sangatlah bervariasi tergantung pada posisi anda di Garena. Jika anda adalah karyawan atau staff biasa, anda akan menerima gaji sebesar 1,82 juta rupiah. Untuk anda yang berstatus sebagai engineer, desainer, dan teknisi bisa mendapatkan gaji di Garena sebesar 3-5 juta rupiah.

Kemudian jika anda bekerja dalam lingkup business development di Garena Indonesia, maka mereka akan memberikan gaji sebesar 5-7 juta rupiah .

Lalu yang terakhir kamu bisa mendapatkan gaji sekitar 9-11 juta rupiah jika berada di posisi management development program di Garena Indonesia.

Tentu saja semakin tinggi pangkat kalian, maka akan semakin besar tanggung jawab yang kalian pegang. Akan tetapi tanggung jawab tersebut juga disertai dengan gaji yang sepadan dengan perjuangan kalian.

Developer Indie Ini Berhenti Buat Game Setelah Sistem Refund Steam yang Terus Disalahgunakan

GAMEFINITY.ID, Purworejo – Emika Games yang merupakan developer indie di balik game Summer of ’58 belum lama ini memutuskan untuk berhenti mengembangkan game dalam waktu yang tidak ditentukan. Hal ini dikarenakan banyak pembeli yang menyalahgunakan sistem refund di Steam yang membuatnya tidak memperoleh pendapatan untuk mengembangkan game lagi.

Emika Games sendiri merilis game horror Summer of ’58 di Steam pada 21 Juli yang lalu. Game Summer of ’58 bukanlah game yang sangatlah buruk mengingat game ini banyak menerima review positif di Steam. Harganya juga termasuk murah karena hanya dijual seharga 65 ribu Rupiah dan saat ini masih didiskon menjadi 50 ribu Rupiah. Namun, sayangnya game ini hanya menawarkan playtime yang sangat pendek, yaitu sekitar 90 menit saja. Hal ini membuat pembeli dapat me-refund game tersebut setelah menamatkannya mengingat syarat refund di Steam yaitu playtime dibawah 2 jam.

Steam

Tentunya hal ini sangat menyakitkan bagi sang developer hingga bahkan membuatnya berhenti mengembangkan game. Selain itu, game From Day To Day yang saat ini masih dalam pengembangan juga terhambat karena Emika Games tidak memiliki dana untuk melanjutkan pengembangan.

Namun, nyatanya ada hikmah dibalik masalah yang dialami Emika Games ini. Dalam waktu 24 jam setelah ia mengeluarkan pernyataan tersebut di Twitter, banyak orang yang akhirnya mendukungnya dengan membeli game tersebut dan memberinya review positif.

Emika Games sangatlah terkejut dan berterimakasih akan hal ini. Ia juga sebenarnya tidak marah dengan pembeli yang melakukan refund karena tidak suka ataupun karena mengalami masalah teknis dengan game. Emika Games juga menegaskan bahwa ia tidak memaksa orang untuk membeli gamenya, tetapi, ia sangatlah berterimakasih bagi yang mau membantunya.

Seperti yang kita tau, kebijakan refund di Steam membuat pembeli dapat melakukan pengembalian dana dalam waktu 14 hari setelah game dibeli dengan syarat tidak dimainkan lebih dari 2 jam. Hal ini mungkin bukanlah sebuah masalah bagi game besar dengan dengan playtime yang panjang. Namun, bagi game dengan playtime pendek, apalagi dari developer indie, ini sebuah masalah besar karena pembeli seakan dapat memainkannya dengan gratis. Ya, semoga Valve sebagai pemilik platform melihat masalah yang dialami sang developer dan bisa melakukan perubahan sistem refund tersebut agar tidak ada yang dirugikan lagi.

Update Terbaru, Mobile Legend Akan Hadirkan Fitur Siang dan Malam

GAMEFINITY. ID, CIREBON – Mobile Legends game moba mobile yang cukup populer terutama di Indonesia, semua kalangan dari dewasa hingga anak-anak pasti pernah memainkannya. Setelah memberikan sedikit beberapa kejutan ke para pemainya yakni kolaborasi dengan francise ternama Star Wars dan Tranformers. Sekarang, kali ini Moonton akan menghadirkan fitur Siang dan Malam.

Mobile Legends Akan Hadirkan Mode Siang dan Malam

Mengutip dari leaker Mobile Legends yakni Aceunyil di channel Youtubenya, memberikan bocoran update terbaru mengenai home atau UI Mobile Legends mulai dari pemilihan mode, pemilihan hero, setting lalu match history dan tampilan baru pada draft pick. Berbeda dengan game moba lainya seperti Dota2 dan AOV yang dimana mode siang dan malam hanya tersedia di map battlefliednya, Sedangkan mode siang dan malam di Mobile Legends cuma ditampilan Homenya saja.

New DraftPick

Update terbaru Mobile Legends ini dinamakan Project Next dimana ada banyak berbagai peningkatan salah satunya revamp hero dan remodel hero, seperti Hayabusa, Kagura, Lancelot, Odette yang akan akan hadir pada bulan September mendatang.

Battlefield 2042 atau Call of Duty Vanguard, Manakah yang Patut Dibeli

GAMEFINITY.ID, KOTA BATU – Rivalitas klasik antara game FPS yang mengusung tema perang dunia kedua pada saat awal mereka rilis, hingga menjadi dua brand game FPS yang sama-sama populernya saat ini. Battlefield dan Call of Duty adalah kedua game tersebut. Game besutan EA dan Activision ini telah lama memiliki rivalitas yang panas baik dalam segi perkembangan game, maupun rivalitas antar fans masing-masing. Tahun ini kita kedatangan game baru dari kedua game ini, Battlefield 2042 dan Call of Duty Vanguard. Dua game ini akan mengusung tema yang berbeda, BF2042 akan mengusung tema peperangan futuristik, sementara CoDV akan kembali mengusung tema orisinilnya, perang dunia kedua. Mari kali ini kita akan membahas game mana yang lebih layak dibeli pada tahun ini.

Battlefield 2042

Trailer Battlefield 2042 terbilang cukup mengesankan. Semua detail dan grafis pada game ini dipaparkan nyata dalam trailer tersebut. Ya, sebagai ciri-ciri dari seri Battlefield mulai dari BF3, seri game ini mempunyai kualitas grafis yang sangat indah berkat Frostbite Engine yang digunakan. Mode multiplayer pada game ini juga lebih masif dibandingkan dengan pesaingnya.

Gameplay Trailer yang dirilis menurut admin memenuhi berbagai kriteria yang ada untuk sebuah game Battlefield. Area yang besar, banyak obyek yang dapat dihancurkan, serta mode multiplayer yang masif, membuat sebuah harga beli untuk game BF ini.

Kelemahan dari seri BF sendiri merupakan story mode yang disuguhkan. Bila dibandingkan dengan story mode game CoD yang memiliki banyak ikon legendaris seperti Cpt. Price dan Ghost serta ceritanya yang dalam, story mode di game BF bukanlah tandingannya. Namun, seperti yang dikatakan tadi, BF menjual sisi multiplayer miliknya. Di dalam BF pemain dapat merasakan bagaimana rasanya menghancurkan sebuah gedung seutuhnya. Hal ini tidak dapat dilakukan pemain ketika bermain CoD.

Call of Duty Vanguard

Oke, untuk CoDV sendiri telah merilis trailer gameplay yang mempertontonkan sebuah misi di story mode yang berlatar belakang Stalingrad. Latar ini juga memiliki kesamaan dengan tema soviet campaign yang ada pada Call of Duty World at War. Grafis yang ada di game ini juga terkesan seperti biasa saja, tidak ada yang spesial sama sekali. Hampir seluruh elemen yang ada pada game ini juga terkesan monoton khas bergaya campaign dari serial CoD.

Yang admin dapat dari trailer ini adalah para pemain akan bermain sebagai seorang tokoh perempuan. Juga ada penempatan batu bata yang terkesan dibuat-buat. Ya, fitur seperti parkour ini terlihat seperti memaksa gaya game Assassin’s Creed.

Admin sendiri sebagai seorang fans serial CoD merasa kecewa dengan “belum matangnya” game yang akan rilis ini. Dengan grafis yang terkesan pas-pasan bila dibanding rivalnya, admin berharap bahwa story yang diberikan akan lebih baik dan mengangkat nilai game ini. Karena CoD tanpa ciri khas story yang kental hanyalah sebuah game “nanggung”.

Kesimpulan

Tahun ini serial BF2042 akan menjual mode multiplayer yang menjadi sebuah trademark dan ciri khas dari seri game ini. Dengan grafis yang memukau dan detail yang tidak main-main mengangkat nilai game ini. Sementara CoDV niatnya akan menjual story yang lebih kental dan dalam. Hal ini harusnya terjadi karena multiplayer yang ada di seri CoD tidak dapat disandingkan dengan seri BF.

Admin sendiri lebih condong ke Battlefield 2042 untuk tahun ini meskipun saya seorang fans CoD dari zaman CoD Modern Warfare. Hal ini dikarenakan BF2042 memiliki trailer dan bukti gameplay yang lebih menjanjikan daripada CoDV. Namun, pendapat admin mungkin dapat berubah saat perilisan kedua game ini nanti.

Tapi kalau ada promo sih ya gass beli aja, ngapain ragu-ragu ye kan.

EA Dikabarkan Ingin Terjun Kedalam Bisnis Cryptocurrency

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Perusahaan game ternama, Electronic Arts atau EA kini dikabarkan tertarik untuk terjun ke dunia cryptocurrency.

Kabar ini datang dari post LinkedIn dimana EA kini tengah mencari staff baru yang akan mengisi posisi Senior Director Competitive Gaming Brand. Pada keterangan deskripsi pekerjaan, EA mencari sosok yang mampu memanajemen game kompetitifnya seperti FIFA, Apex Legends, dan Madden NFL.

Selain manajemen game kompetitif, EA juga mengutarakan niatannya untuk membuka kesempatan bisnis baru berupa Blockchain dan NFT.

“Kami menetapkan langkah untuk investasi EA dalam game subscription, storefront dari platform PC kami, game kompetitif (termasuk FIFA , Apex Legends, dan Madden NFL), serta peluang bisnis baru, termasuk fantasy sports, blockchain dan NFT, dan banyak lagi.” ujar EA dalam post LinkedIn.

Langkah EA dalam membuka bisnis cryptocurrency sebenarnya bukanlah hal baru bagi perusahaan game. Sebelumnya Ubisoft meluncurkan produk NFT miliknya beberapa waktu lalu.

Ubisoft meluncurkan fantasy football game menggunakan blockchain dan NFT bernama The One Shot League. Game ini merupakan hasil kerjasama antara Ubisoft dengan liga sepakbola tertinggi Belgia Jupiler Pro League dan perusahaan startup collectibles Sorare.

The One Shot League kini telah berkembang pesat dan mulai melakukan kerjasama dengan klub-klub ternama seperti Liverpool, PSG, dan Bayern Munich.

Melihat kesuksesan Ubisoft, maka tak heran apabila EA kini mulai melirik industri game dengan model fantasy sports NFT seperti The One Shot League. Ditambah peluang EA kian besar mengingat EA memegang lisensi resmi liga-liga sepakbola ternama di dunia.

Caster Legendaris Dota 2, Dunoo Meninggal Dunia Akibat COVID-19

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Kabar duka datang dari dunia esports Dota 2. Salah satu caster legendaris asal Filipina, Aldrin Pangan atau yang lebih kerap disapa Dunoo meninggal dunia akibat virus COVID-19.

Dunoo menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat, 27 Agustus 2021 waktu setempat. Berita wafatnya Dunoo pertama kali disampaikan di subreddit Dota 2 lalu kemudian dikonfirmasi oleh sejumlah figur ternama Dota 2 dan organisasi asal Filipina seperti TNC Predator.

Sebelum wafat, Dunoo sempat memberitahukan kepada fans Dota 2 bahwa ia terjangkit virus COVID-19 sejak 17 Agustus 2021 lalu lewat livestream Facebook. Setelah itu tidak ada kabar perihal kondisi kesehatannya sampai kabar kematiannya datang.

Dunoo merupakan sosok caster legendaris dibalik voice line unik dan lucu Dota 2 seperti “Echo Slamma Jammaa!”, “the next lebel play”, “easiest money of my life”, dan tentunya yang paling ikonik yakni “Lakad Matataaaag! Normalin Normalin”.

Seluruh komunitas Dota 2 mulai dari tim Esports, caster, dan lain-lain turut berduka cita atas kepergian Dunoo. Dan untuk mengenang karirnya yang legendaris, komunitas Dota meminta kepada Valve untuk mengabadikan “Lakad Matatag” sebagai voice line permanen di Dota 2.